Selasa, 17 November 2015

TRAGEDI ELLEN DAN TKG SAPU

Saat itu adalah jam satu siang di basement parkir, Ellen baru saja melemparkan tas dan diktat kuliahnya ke dalam mobil dan hendak masuk ke kemudi ketika terdengar Imron, si penjaga kampus itu muncul dan menyapanya dari belakang.
“Siang Non !! Sudah mau pulang ya !” sapanya dengan suara pelan
“Haduh…ngagetin aja bapak ini, ada apa sih Pak !” jawabnya agak ketus sambil mengelus dada.
“Hehe…anu non, bapak cuma mau ngasih liat sesuatu buat non yang sepertinya penting” jawabnya dengan terkekeh.
“Apan sih Pak, cepetan deh saya mau pulang nih !”
Imron pun mengeluarkan HP-nya dan memperlihatkan file-file gambar itu kepada Ellen. Betapa kagetnya gadis itu, ekspresi wajahnya seperti melihat setan, pucat dengan mulut ternganga begitu melihat gambar pertama yang ditunjukkan yaitu dirinya sedang mengulum penis Leo kemarin sore, disusul gambar-gambar berikutnya yang semua berisi adegan syur dirinya bersama kekasihnya itu.
“A-a-apa-apaan ini Pak, apa…apa maksudnya semua ini !?” tanyanya terbata-bata dengan ekspresi kebingungan bercampur kaget.


“Hehehe…bagus yah non ? kalo saya cetak fotonya gimana non ?” wajah Imron menyeringai mesum
“Kurang ajar, apa sebenernya mau Bapak ?” Ellen menjadi geram sehingga hampir berteriak, keringat mulai menetes di dahinya.
“Ssttt…ssssttt…jangan keras-keras dong non, nanti yang lain denger gimana” Imron mengacungkan telunjuk di depan hidungnya dengan tetap cengengesan, “nah, gimana kalau kita bicarakan di gudang sana aja deh, biar lebih enak !” katanya lagi dengan pandangan ke arah sebuah pintu di salah satu pojok basement itu. Ellen tidak bisa berkata-kata lagi, jantungnya berdebar kencang dan tubuhnya panas dingin, namun karena tidak ada jalan lain dia terpaksa mengikuti saja Imron yang terlebih dahulu berjalan ke ruang itu.
Ruang itu tidak begitu besar, diterangi lampu neon 10 watt, sebuah tangga lipat tersandar di dinding diantara setumpuk barang bekas, juga terdapat sebuah rak yang berisi kaleng-kaleng cat, tiner, dan macam-macam peralatan. Setelah keduanya masuk, Imron menyalakan lampu dan menggeser slot pintu membuatnya terkunci dari dalam. Ellen begitu terkejut dan tersentak kaget begitu merasakan pantatnya diraba dari belakang, dia langsung berbalik dan menepis tangan Imron.
“Ahhh…kurang ajar, jangan keterlaluan ya Pak !!” bentaknya marah
“Ahahaha…ayolah Non, kemarin juga Non nafsu banget kan ?” seringainya “lagian apa Non punya pilihan lain buat ngejaga rahasia ini” mimiknya mulai serius.
“Ok…ok Pak, gimana kalau Bapak bilang aja mau berapa, pasti saya kasih” Ellen sudah demikian panik sampai-sampai suaranya gemetaran.
“Ooohh…uang, dasar orang kaya, saya selama kerja disini ngerasa cukup-cukup aja kok Non, tanpa anak istri yang perlu dibiayai, yang susah didapat itu ya kesempatan untuk mencicipi cewek seperti Non ini” sambil menatapnya dalam.
Ellen benar-benar kehabisan akal, dia tidak tahu harus bagaimana lagi. Dia merasa jijik untuk melayani lelaki yang seumuran ayahnya ini yang juga dari status dan ras yang berbeda, tapi nampaknya tidak ada pilihan lain untuk menutupi skandalnya ini, jangankan foto, beritanya yang tersebar saja sudah cukup membuatnya jadi bahan gunjingan sekampus, kedua tangannya terkepal keras menahan emosi.
“Sekarang ya terserah Non aja, bapak ga mau maksa kok, kalo non ga mau silakan pergi, kalau setuju silakan non duduk disini biar kita bisa berunding lagi”kata Imron sambil mengambil kursi lipat yang lapisan kulitnya telah sobek, dibentangkannya kursi itu di dekat Ellen yang masih tertegun.
Akhirnya dengan berat hati, Ellen pun menghempaskan pantatnya ke kursi itu.
“Nah gitu dong baru anak manis, pokoknya asal Non nurut, saya jain rahasia ini aman”
Kemudian Imron membuka resulting celananya dan menyembullah penis yang sudah mengeras itu di depan wajah Ellen. Matanya melotot melihat penisnya yang hitam berurat dengan ujungnya disunat menyerupai jamur serta jauh lebih besar daripada milik kekasihnya.
“Gede kan Non, pasti punya pacar Non ga segede gini kan !” katanya dengan bangga memamerkan senjatanya itu. “Nah, ayo Non sekarang servisnya mana !”
Dengan tangan gemetar, dia mulai meraih penis itu dan mengocoknya pelan.
“Servis mulutnya mana Non, masa cuma tangan doang sih !” suruhnya tak sabar
Pelan-pelan, Ellen memajukan wajahnya sambil memandangnya jijik, dia melanjutkan kocokannya sambil menyapukan lidahnya pada kepala penis itu dengan ragu-ragu, sehingga Imron jadi gusar.
“Heh, apa-apaan sih, disuruh pake mulut malah cuma pake lidah disentil-sentil gitu !” bentaknya “gini nih yang namanya pake mulut !” seraya menjambak kuncir rambut Ellen dan menjejalkan penisnya ke dalam mulutnya.
“Mmmhhppphh…!!” hanya itu yang keluar dari mulut Ellen yang telah dijejali penis, air mata menetes dari sudut matanya.
Mulut Ellen yang mungil itu membuatnya tidak bisa menampung seluruh batang itu, ditambah lagi bau yang keluar dari benda itu menambah siksaannya.
“Ayo, yang bener nyepongnya, kemaren kan hebat ke pacarnya, kalau gak muasin rahasianya ga Bapak jamin loh !”
Imron mendesah merasakan belaian lidah Ellen pada penisnya serta kehangatan yang diberikan oleh ludah dan mulutnya. Pertama kalinya sejak dipenjara belasan tahun yang lalu dia kembali menikmati kehangatan tubuh wanita. Ellen sendiri walaupun merasa jijik dan kotor, tanpa disadari mulai terangsang dan mulai mengulum benda itu dalam mulutnya.
“Uuhhh…gitu Non, enak…mmmm !” gumamnya sambil memegangi kepala Ellen dan memaju-mundurkan pinggulnya.
Ellen merasakan wajahnya makin tertekan ke selangkangan dan buah pelir Imron yang berbulu lebat itu, penis di dalam mulutnya semakin berdenyut-denyut dan sesekali menyentuh kerongkongannya. Sekitar sepuluh menit lamanya dia harus melakukan hal itu, sampai Imron menekan kepalanya sambil melenguh panjang.
“Ooohh…keluar nih Non, isep…awas kalo dimuntahin, sekalian bersihin kontolnya !” perintahnya dengan nafas memburu.
Cairan putih kental itu menyembur deras di dalam mulutnya dan mau tidak mau, Ellen harus menelannya, rasanya yang asin dan kental itu membuatnya hampir muntah sehingga tersedak. Beberapa saat kemudian barulah semprotannya melemah dan berhenti. Ellen langsung terbatuk-batuk begitu Imron mencabut penis itu dari mulutnya. Nafasnya terengah-engah mencari udara segar, air mata telah mengalir membasahi wajah cantiknya.
“Sudah…cukup ya Pak, saya mohon lepaskan saya !” Ellen memohon.
“Cukup apanya Non, baru juga pemanasannya, pokoknya dijamin puas deh Non !” ujar Imron sambil berjongkok di depannya, tangannya meraih ujung baju Ellen hendak menyingkapnya.
“Jangan…jangan Pak, saya mohon !” ucapnya mengiba sambil menahan tangan Imron yang akan menaikkan bajunya.
Namun tenaganya tentu saja kalah dari pria setengah baya itu yang menepis tangannya dan langung menyingkap kaos sekaligus bra hitam di baliknya. Kini mulut Imron dengan rakus menjilat dan menyedot puting Ellen yang merah dadu itu, setelah beberapa saat tangannya yang menggerayangi payudara yang lain mulai turun ke bawah mengelus paha mulusnya lalu menyusup masuk ke roknya. Di dalam rok, tangan kasar itu menjejahi kemulusan paha dalam Ellen sebelum akhirnya menjamah selangkangannya yang masih tertutup celana dalam.
Ellen hanya bisa pasrah menerima perlakuan itu, dia mendesah dan sesekali terisak saat tangan itu mulai meraba-raba kemaluannya dari luar. Rasa geli membuatnya mengatupkan kedua belah pahanya sehingga tangan Imron terjepit diantara kemulusan kulitnya. Hal ini membuatnya semakin bernafsu, dia mulai menyusupkan jari-jarinya melalui pinggiran celana dalam itu dan menyentuh bibir vaginanya yang telah becek.
“Hehehe…nangis-nangis tapi ikut konak juga !” ejeknya sambil nyengir lebar ketika merasakan daerah kewanitaan Ellen yang basah itu.
Kemudian dengan mengaitkan dua jari, ditariknya lepas celana dalamnya yang juga warna hitam itu, lalu diangkatnya juga roknya sehingga kini angin menerpa tubuh bagian bawah yang telah terbuka itu.
“Buka kakinya Non !” perintahnya pada Ellen yang merapatkan pahanya dengan rasa malu yang mendalam.
“Buka ga…atau fotonya saya sebarin !” katanya lagi dengan lebih keras.
Dengan amat terpaksa, Ellen mulai membuka pahanya perlahan-lahan memperlihatkan kemaluannya yang berbulu cukup lebat kepada Imron yang berjongkok di depannya. Dia menggigit bibir dan memejamkan mata, tak pernah terbayang olehnya akan melakukan hal ini di depan lelaki seperti itu.
“Wah…udah lama sekali Bapak gak ngerasain yang satu ini !” katanya sambil menatapi daerah pribadi itu dan mengelusnya.
Tak lama kemudian Imron pun melumat vaginanya dengan ganas, diserangnya setiap sudut vagina itu mulai dari bibir hingga klitorisnya disertai gigitan-gigitan kecil, tangan kanannya meraih payudaranya dan meremasinya, sedangkan yang kiri menelusuri kemulusan pahanya.
“Uh…uhh…jangan…sudah, ahhh… !” desah Ellen dengan tubuh menggeliat-geliat menahan rasa geli yang bercampur nikmat luar biasa itu, suatu perasaan yang tidak bisa ditahannya lagi.
Tubuh Ellen telah basah oleh keringat, wajahnya memerah dan nafasnya makin memburu. Mendadak dia merasakan bulu kuduknya merinding semua, secara reflek dia merapatkan kedua pahanya mengapit kepala Imron karena sebuah sensasi dahsyat, ternyata Imron membenamkan lidahnya pada bagian yang lebih dalam dari vaginanya, dia merasakan dinding vaginanya menjepit lidah Imron. Selain itu dia juga merasakan putingnya makin mengeras karena terus dipilin dan dipencet-pencet oleh Imron. Puas bermain-main dengan vagina itu, Imron mengangkat tubuh Ellen bangkit berdiri, kini posisi mereka berhadap-hadapan. Tanpa perlawanan berarti Imron melucuti kaos dan bra-nya. Yang tersisa di tubuhnya tinggal rok yang telah tersingkap ke atas dan sepatu haknya, sementara Imron masih memakai kaos dan seragam karyawannya yang kancingnya terbuka sebagian tetapi tanpa celana. Diangkatnya wajah Ellen yang tertunduk, ditatapnya sejenak dan disekanya air mata yang mengalir sebelum dengan tiba-tiba melumat bibir mungil itu dengan ganas.
Mata gadis itu membelakak menerima serangan kilat itu, dia menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mendorong dada Imron, namun sia-sia karena Imron memeluknya begitu kuat dengan tangan satunya memegangi kepalanya. Lidahnya mendorong-dorong dan menjilati bibirnya, ditambah lagi tangannya merabai kulit punggung dan pantatnya menyebabkan Ellen makin terangsang sehingga bibirnya mulai membuka membiarkan lidah Imron masuk menyerbu rongga mulutnya.
Beberapa saat kemudian Imron merasakan badan Ellen sudah lebih rileks dan tidak meronta lagi, maka diapun melepaskan pegangannya pada kepala Ellen agar bisa menjamah daerah lainnya. Tanpa sadar. Ellen pun merespon permainan lidah Imron walaupun awalnya bau mulut Imron terasa tak nyaman baginya, sekalipun nuraninya mengatakan tidak, dia tidak bisa menahan gelombang birahi yang menerpanya, terlebih saat itu tangan Imron sedang menggerayangi segenap penjuru tubuhnya.
Kedua telapak tangan kasar itu berhenti di pantatnya dan masing-masing mencaplok satu sisi. Dirasakannya kedua bongkahan daging itu, bentuknya padat berisi dan bulat indah karena memang sebagai anak dari kalangan berada, Ellen merawat benar tubuhnya dengan fitness dan diet. Ciuman Imron makin merambat turun ke leher jenjangnya lalu dia membungkukkan badan agar bisa menciumi payudaranya. Ellen sudah tidak bisa menahan diri lagi, birahi telah membuyarkan akal sehatnya. Lagipula yang pernah menikmati tubuhnya bukan cuma bajingan tua ini dan Leo, kekasihnya, sebelumnya dirinya pernah terlibat one night stand dengan beberapa pria dan juga mantan pacarnya semasa SMA, yang membedakannya dengan pria-pria lain cuma status sosial, ras, dan perbedaan usia yang mencolok. Jadi untuk apa lagi menahan diri dan jaga image, toh sudah telanjur basah, jadi sebaiknya tuntaskan saja agar masalah selesai, demikian yang terlintas di benaknya.
Dari leher mulut Imron turun lagi ke dadanya, dia membungkuk agar bisa menyusu dari payudara berukuran 32B yang montok itu. Dijilatinya dengan liar hingga permukaan payudara itu basah oleh ludahnya, terkadang dia juga menggigiti putingnya memberikan sensasi tersendiri bagi Ellen. Tangan satunya turun meraba-raba kemaluannya dan memainkan jarinya disitu menyebabkan daerah itu makin berlendir.
“Pak…Pak…ga mau…ahh-ah !” desahnya antara menolak dan menerima.
Sambil terus memainkan jarinya Imron mendorong tubuh Ellen hingga punggungnya bersandar di tembok. Sekali lagi dia menyergap bibir Ellen, sambil berciuman tangannya menempelkan kepala penisnya ke bibir vagina Ellen. Gesekan kepala penis dengan bibir vagina itu membuat Ellen merasa geli sehingga tubuhnya menggelinjang. Lalu pelan-pelan Imron menekan penisnya ke liang senggama Ellen.
“Sshhh…sakit, aawhhh…!!” rintih Ellen ketika penis Imron yang besar itu menerobos vaginanya.
Ellen meringis dan merintih menahan rasa sakit pada vaginanya, meskipun sudah tidak perawan tapi kemaluannya masih sempit, lagipula penis para pria yang pernah kencan dengannya tidak ada yang sebesar ini. Sementara Imron terus berusaha memasukkan senjatanya sambil melenguh-lenguh. Setelah beberapa saat menarik dan mendorong akhirnya masuklah seluruh penis itu ke vaginanya, walaupun nafsu sudah di ubun-ubun, Imron masih berhati-hati agar korbannya tidak menjerit dan suaranya terdengar keluar, maka itu dia lebih memilih pelan-pelan daripada memakai sodokan mautnya untuk melakukan penetrasi. Saat itu airmata Ellen meleleh lagi merasakan sakit pada vaginanya.
“Huhh…masuk juga akhirnya, memeknya seret banget Non, Bapak suka yang kaya gini” katanya dekat telinga Ellen.
Sesaat kemudian, Imron sudah menggoyangkan pinggulnya, mula-mula gerakannya perlahan, tapi makin lama kecepatannya makin meningkat. Ellen benar-benar tidak kuasa menahan erangan setiap kali Imron penis Imron menghujam sambil berharap tidak ada orang lewat yang mendengar suara persenggamaan mereka. Saat itu adalah hari Sabtu, jam-jam seperti ini memang kegiatan kuliah sedikit sehingga yang parkir di basement itu pun tak banyak, tapi tidak menutup kemungkinan kalau seseorang lewat situ dan mengetahui yang terjadi di ruang ini.
Gesekan demi gesekan yang timbul dari gesekan alat kelamin mereka menimbulkan rasa nikmat yang menjalari seluruh tubuh Ellen sehingga matanya membeliak-beliak dan mulutnya mengap-mengap mengeluarkan rintihan. Imron lalu mengangkat paha kirinya sepinggang agar bisa mengelusi paha dan pantat Ellen sambil terus menggenjot.
Menit demi menit berlalu, Imron masih bersemangat menggenjot Ellen. Sementara Ellen sendiri sudah mulai kehilangan kendali diri, dia kini sudah tidak terlihat sebagai seseorang yang sedang diperkosa lagi, melainkan nampak hanyut menikmati ulah bajingan tua itu. Kemudian tanpa melepas penisnya, dia mengangkat paha Ellen yang satunya dan digendongnya menuju kursi dimana dia mendaratkan pantatnya. Anehnya, tanpa disuruh, Ellen memacu dan menggoyangkan pinggulnya pada pangkuan Imron karena kini bukan lagi pikiran dan perasaannya yang bekerja melainkan naluri seksnya. Ketika memandang ke depan, dilihatnya wajah tua gelap pria itu sedang menatapnya dengan takjub, segaris senyum terlihat pada bibirnya, senyum kemenangan karena telah berhasil menaklukkan korbannya. Dengan posisi demikian, Imron dapat mengenyot payudara Ellen sambil menikmati goyangan pinggulnya. Kedua tangannya meraih sepasang gunung kembar itu, mulutnya lalu mencium dan mengisap putingnya secara bergantian.
Remasan dan gigitannya yang terkadang kasar menyebabkan Ellen merintih kesakitan. Namun dia merasakan sesuatu yang lain dari persenggamaan ini, lain dari yang dia dapat dengan pria lain yang pernah bercinta dengannya yang umumnya bersikap gentle, gaya bercinta Imron yang barbar justru menciptakan sensasi yang khas baginya yang belum pernah dia dapatkan sebelumnya. Di ambang klimaks, tanpa sadar Ellen memeluki Imron dan dibalas dengan pagutan di mulutnya. Mereka berpagutan sampai Ellen mendesis panjang dengan tubuh mengejang, tangannya mencengkram erat-erat lengan kokoh Imron. Sungguh dahsyat orgasme pertama yang didapatnya, namun ironisnya hal itu bukan dia dapat dari kekasihnya melainkan dari seorang pria mesum yang memanfaatkan situasi tidak menguntungkan ini. Setelah dua menitan tubuhnya kembali melemas dan bersandar dalam pelukan Imron.
Penis Imron yang masih menancap di vaginanya belumlah terpuaskan, maka setelah jeda beberapa menit dia bangkit sehingga penis itu terlepas dari tempatnya menancap. Ellen yang belum pulih sepenuhnya disuruhnya menungging dengan tangan bertumpu pada kepala kursi.
“Oohh…udah dong Pak, saya sudah gak kuat, tolong !” Ellen memelas dengan lirih
Mendengar itu, Imron cuma nyengir saja, dia merenggangkan kedua paha Ellen dan menempelkan penisnya pada bibir kemaluannya.
“Uugghh…oohh !” desah Ellen dengan mencengkram sandaran kursi dengan kuat saat penis itu kembali melesak ke dalam vaginanya.
Tangannya memegang dan meremas pantatnya sambil menyodok-nyodokkan penisnya, cairan yang sudah membanjir dari vagina Ellen menimbulkan bunyi berdecak setiap kali penis itu menghujam. Suara desahan Ellen membuatnya semakin bernafsu sehingga dia meraih payudara Ellen dan meremasnya dengan gemas seolah ingin melumatkan tubuh sintal itu.

Limabelas menit lamanya Imron menyetubuhinya dalam posisi demikian, seluruh bagian tubuh Ellen tidak ada yang lepas dari jamahannya. Sekalipun merasa pedih dan ngilu oleh cara Imron yang barbar, namun Ellen tak bisa menyangkal dia juga merasakan nikmat yang sulit dilukiskan yang tidak dia dapatkan dari pacarnya. Akhirnya, Imron menggeram dan merasakan sesuatu akan meledak dalam dirinya, penisnya dia tekan lebih dalam ke dalam vagina Ellen, serangannya juga makin gencar sehingga Ellen dibuatnya berkelejotan dan merintih. Kemudian dia melepaskan penisnya dan cret…cret…cret, spermanya muncrat membasahi pantat Ellen. Belum cukup sampai situ, disuruhnya Ellen menjilati penisnya hingga bersih, setelahnya barulah dia merasa puas dan memakai kembali celananya. Ellen bersimpuh di lantai dengan menyandarkan kepala dan lengannya pada kursi itu, wajahnya tampak lesu berkeringat dan bekas air mata, dalam hatinya berkecamuk antara kepuasan yang sensasional ini dan rasa benci pada pria yang baru saja memperkosanya.
Imron mendekatinya dan berjongkok, lalu berkata
“Nah sekarang rahasia Non aman, tapi Non juga harus pastikan cuma kita berdua yang tau yang terjadi barusan kalau tidak, foto-foto Non ini akan saya kirim ke sembarang orang atau mungkin akan terpajang di papan penguman, ngerti !”
Setelah Ellen berpakaian kembali, dia menyuruhnya pergi setelah memastikan keadaan sekitar situ aman. Dalam perjalanan pulangnya, Ellen hampir saja menabrak mobil lain karena melamun memikirkan kejadian barusan yang membuat dirinya serasa hina, namun juga merasakan kepuasan yang lain dari biasanya. Sementara itu Imron menanti kesempatan untuk memangsa korban berikutnya.

GADIS DAN SANG KAKEK

Berkunjung ke Desa

“hhhooaahhmm,,”, aku menguap sehabis bangun tidur. Mataku masih kerenyep-kerenyep sehabis bangun tidur, lalu aku meraih jam dan melihat jam berapa sekarang.
“ya ampun, udah jam segini, mampus gue”, aku kaget setengah mati melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 10 pagi, padahal waktu pengambilan rapor adikku jam 10.15, makanya aku langsung loncat dari ranjang dan berlari menuju kamar mandi sambil membuka kaosku. Aku mandi cepat-cepat dan membersihkan tubuhku sintalku agar menjadi segar dan wangi. Aku keluar dari kamar mandi dan langsung mengeringkan badanku dengan handuk. Setelah kering, aku langsung memakai baju yang tersisa di lemariku yaitu kaos putih dan celana jeans. Saking terburu-buru, aku lupa memakai cd dan bh sehingga puting dan bentuk payudaraku yang bulat tercetak jelas di kaosku. Aku langsung mengunci pintu rumah, lalu menuju garasi untuk mengeluarkan mobil. Setelah mobilku keluar dari garasi dan sudah berada di depan gerbang rumah, aku keluar kembali untuk mengunci gerbang rumah, kemudian aku langsung masuk ke dalam mobil lagi dan menginjak pedal gas dalam-dalam alias ngebut.

Aku yakin bahkan Ananda Nicola pun kalah dengan caraku menyetir, belok sana belok sini untuk menghindari kendaraan lain. Aku memang gila kalau sedang menyetir dengan terburu-buru karena aku diajari oleh mantan pacarku yang kelima. Akhirnya, sampai juga di sekolah adikku yang juga dulu merupakan sekolahku. Aku langsung keluar dari mobil sambil membawa tas tanganku, lalu aku berlari kecil masuk ke dalam sekolah.
“fiuuhh,,”, aku lega karena sampai pada waktunya. Aku langsung menuju ke kelas adikku sambil bernostalgia ketika aku masih SMP dulu, dimana aku masih lugu, tomboy, dan badanku masih dalam tahap berkembang. Sambil mengenang masa lalu, tak terasa sudah berada di depan pintu kelas adikku.
“tok,,tok,,tok”, aku mengetuk pintu lalu membuka pintu dengan perlahan.
“yak, silakan masuk”, sapa bapak yang duduk di meja guru. Spontan, aku langsung jadi pusat perhatian karena ternyata orangtua murid lainnya sudah duduk di bangku yang ada label nama anak mereka masing-masing.
“maaf, saya telat”.
“oh, gak apa-apa, ini juga baru dimulai, mari, silakan duduk Bu”.
“terima kasih”.
“ah, enak aja, gue dipanggil ibu, emangnya gue kayak ibu-ibu apa”, gumamku dalam hati. Aku langsung ditunjukkan dimana Rini duduk oleh bapak itu. Ternyata, Rini duduk di barisan depan, tepat di dekat pintu masuk. Aku langsung menuju tempat duduk Rini, disana sudah ada seorang kakek-kakek, ya kira-kira berumur 53 tahunan.
“permisi, pak”.
“o, ya, silakan”. Kakek itu berdiri agar aku bisa masuk ke dalam, lalu aku duduk begitu juga kakek itu.
“ya, pembagian rapor akan dimulai, orangtua dari Adam Jaya”, lalu orangtua dari Adam Jaya maju ke meja guru, sementara orang tua yang lain bebas melakukan apa saja. Daripada bosan menunggu, aku mengajak ngobrol kakek yang ada disampingku.
“maaf pak,, nama anak bapak siapa ya?”.
“nama anak saya Dani, nama anak Anda siapa?”, tanyanya balik.
“Rini, tapi bukan anak saya”.
“jadi?”.
“Rini itu adik saya pak”.
“sudah saya duga”.
“emang kenapa pak?”.
“soalnya Anda masih muda jadi gak mungkin kalau Anda seorang ibu”.
“ah, bapak bisa aja”.
“Dani Adiswara”. Lalu kakek itu maju ke depan, sementara aku jadi sendirian lagi, aku memutuskan untuk mengutak-atik hpku, ternyata ada sms dari Rini, katanya dia sedang ada di depan sekolah bersama teman-temannya. Tak lama kemudian, kakek yang tadi duduk disebelahku selesai menerima rapor anaknya, dan dia pun keluar dari kelas sambil pamit padaku. Lama juga menunggu nama Rini karena Rini absen terakhir di kelasnya. Menit demi menit kulalui dengan kebosanan hingga akhirnya nama Rini dipanggil. Aku langsung berdiri sambil merapikan bajuku yang sangat ketat. Aku duduk di hadapan orang itu, setelah kuperhatikan dengan seksama ternyata wali kelas Rini adalah mantan wali kelasku ketika aku masih kelas 2 SMP dulu.
“pak Herman !”, kataku sambil terkejut.
“maaf, apa Anda mengenal saya?”, tanyanya heran.
“ya ampun, masa bapak lupa sih, ini Bunga, Pak”.
“Bunga? eemmm,,”.
“iya, Bunga yang dulu tomboi”.
“ooh,, Bunga si bintang basket”.
“iya pak, akhirnya bapak inget juga”.
“maaf loh,, Bapak sampai pangling,, abis kamu berubah banget sih”.
“iya dong pak,, masa Bunga jadi tomboy terus”.
“sekarang kamu jadi makin cantik”, komentarnya melihat aku dari ujung rambut hingga ujung kakiku terutama payudaraku. Ketika aku masih SMP dulu, aku menjadi ‘objek’ pak Herman, waktu itu dia suka mencubit pipiku, mengelus-elus rambutku dan kadang-kadang menepuk pantatku, tapi dia tidak melakukan pelecehan terhadapku di sekolah melainkan di rumahnya ketika waktu itu aku sering berkunjung ke rumahnya.
“oh jadi Rini itu adik kamu, pantas cantik”.
“ye si bapak bisa aja, mana rapor Rini, Pak”.
“oh ya, Bapak hampir lupa, ini”, kata pak Herman sambil menyerahkan rapor Rini. Aku langsung membuka rapor Rini karena penasaran, selama aku melihat rapor, aku sempat menangkap pak Herman sedang menatap payudaraku yang tercetak jelas di kaosku begitu juga putingku.
“buset, nih pak guru gak berubah, tetep aje mata keranjang”, komentarku dalam hati.
“nngg,, Bunga, bapak boleh tau nomer hp kamu?”.
“ya bolehlah, masa gak boleh”. Aku meminta hp pak Herman dan memasukkan nomerku.
“nih pak, yaudah kalo gitu, Bunga pulang dulu ya”.
“kapan-kapan bapak telpon kamu ya”.
“sip pak”. Aku meninggalkan pak Herman sambil memperlihatkan pantatku yang bergoyang ke kanan dan kiri kepada pak Herman. Aku keluar dari kelas dan menuju keluar sekolah. Di depan gerbang sekolah, Rini sudah menanti dengan teman-temannya ada yang cewek dan ada beberapa juga yang cowok.
“gimana kak, rapor Rini,,??”.
“kamu gak naik kelas,,”.
“apa kak?!”.
“hehe,,nggak cuma be’canda kok, rapor kamu bagus banget malah”, kataku sambil menyerahkan rapor ke Rini. Rini langsung membuka dan melihat rapornya, teman-teman Rini yang cewek memperhatikan rapor Rini yang dihiasi dengan nilai 8 ke atas. Sementara 3 temannya yang cowok hanya berpura-pura melihat rapor Rini karena sebetulnya mereka mencuri-curi pandang ke arahku, entah ke putingku yang tercetak di kaosku atau wajahku.
Dan untuk bagian bawah, aku memakai celana jeans panjang, lalu aku memakai parfum dan make-up. Hpku berbunyi lagi.
“halo Bunga”, aku melihat nomer yang menelponku nomer pak Herman lagi.
“ada apa lagi pak?”.
“anu, kayaknya bapak tidak jadi”.
“kenapa pak?”.
“tiba-tiba bapak ada rapat penting”.
“oohh begitu,,”.
“maaf ya Bunga”.
“akh, gak apa-apa pak”. Setelah aku menutup telpon, aku bingung mau kemana, kan sayang make-up yang sudah aku poles di wajahku kalau aku tidak kemana-mana.
“oh iya,, gue ke desa aja ah,,sekalian refreshing”, kataku. Aku menyiapkan koper dan mengisinya dengan pakaian-pakaianku. Lalu aku mengunci semua jendela dan pintu rumah, kemudian aku langsung menaruh koper di bagasi dan memacu mobilku setelah mengunci gerbang. Dalam waktu 2 jam, aku sampai ke desa tujuanku, untungnya jalanan yang menuju rumahku sudah bagus sehingga mobilku bisa melaju sampai ke rumahku.
Di depan rumahku, ada 1 orang kakek yang sedang membersihkan di sekitar rumahku. Kakek itu bernama Mang Karyo, umurnya 62 tahun, dia menjaga rumahku yang ada di desa, tentu sesuai umurnya yang sudah lanjut, wajahnya sudah terlihat tua, badannya kurus, dan kulitnya hitam karena sering terbakar matahari. Aku memberhentikan mobilku tepat di depannya yang sedang mencabuti rumput. Dia berdiri dan memberi salam.
“pagi nyonya..”, sapanya. Aku membuka kaca mobilku.
“enak aja,, nyonya,, Bunga kan belum nikah”.
“eh, non Bunga toh, Mang Karyo kirain nyonya”.
“Mang Karyo, Bunga masuk dulu ya”, aku memasukkan mobilku ke dalam garasi dengan sangat perlahan dan hati-hati. Lalu aku turun dari mobil dan menuju ke dalam, tiba-tiba sepasang tangan meremas-remas payudaraku, membuatku kaget.
“aduh,, Mang Karyo,,”, kataku manja karena aku tau orang yang ada hanya aku dan Mang Karyo.
“non Bunga makin montok aja”.
“montok sih montok tapi jangan diremes-remes gini dong,,emangnya dada Bunga mie remes apa”.
“yah si non Bunga kok jadi galak gini sih”, katanya protes sambil menjauhkan tangannya dari payudaraku.
“bukannya gitu Mang,, Bunga kan baru nyampe,, ntar aja kalau Bunga udah mandi ‘n istirahat”.
“oh ya,,maaf ya non,,abis Mang Karyo udah kangen sih ama non Bunga”.
“tenang aja Mang,, Bunga bakal nemenin Mang Karyo sampai minggu depan..”.
“asikk!!!”, teriaknya kegirangan.
“segitu girangnya..”.
“ya iyalah,, siapa yang gak girang kalau ditemenin cewek cantik kayak non Bunga”.
“aahh,, Mang Karyo bisa aja,, udah Mang, selagi Bunga istirahat, mendingan Mang Karyo terusin cabut rumputnya”.
“ok,, tapi abis cabutin rumput,, boleh kan?”.
“boleh,,boleh”, jawabku sambil tersenyum. Mang Karyo pun langsung keluar untuk meneruskan aktivitasnya, sementara aku mengambil koperku yang ada di bagasi mobil dan masuk ke dalam. Aku memang sudah hampir 6 bulan lebih tidak ke rumahku yang ini karena aku selalu malas tapi kali ini selagi 2 minggu ke depan kuliahku libur, dan di rumah yang di kota tidak ada siapa-siapa, jadi aku memutuskan untuk menghirup udara desa yang masih segar.
Sudah menjadi kebiasaan kalau aku kesini, aku selalu menyerahkan tubuhku untuk dinikmati Mang Karyo. Aku ingat dia adalah orang yang memerawaniku ketika aku masih kelas 2 SMA, memang pertama kali dia memperkosaku, tapi selanjutnya aku tidak menolak untuk menyerahkan tubuhku kepadanya. Mang Karyo lah yang mengajariku semuanya tentang seks, mulai dari posisi, foreplay, dan lainnya. Penis Mang Karyo adalah penis yang pertama kali memasuki semua lubang-lubangku mulai dari vagina, anus, dan juga mulutku. Sejak saat itu, aku jadi merasa kalau tubuhku memang diciptakan untuk Mang Karyo karena penis-penis lain yang pernah mengisi vaginaku tidak bisa dibandingkan kenikmatannya apabila dibandingkan dengan rasa nikmat ketika penis Mang Karyo mengisi vaginaku. Setelah beristirahat sejenak, aku mandi agar badanku benar-benar terasa segar. Karena aku pikir di rumah hanya ada aku dan Mang Karyo yang sudah sering melihat tubuhku, aku memutuskan untuk tidak memakai apa-apa setelah keluar dari kamar mandi.
Setelah aku mengeringkan tubuhku dengan handuk, aku menuju ke ruang keluarga untuk menonton tv. Tak lama kemudian Mang Karyo masuk ke dalam, dan langsung menuju aku yang sedang menonton tv.
“waduh, non Bunga kok nonton tvnya gak pake baju”.
“enak Mang,,lebih adem”.
“alah, non Bunga ada-ada aja”.
“udah nyabutin rumputnya Mang? Kok cepet banget sih?”.
“iya, Mang cepet-cepet nyabutin rumputnya, abis udah gak sabar pengen ngerasain memek non Bunga”.
“udah Mang Karyo minum dulu sana, ntar baru deh,,”.
“ok non”. Lalu dia pergi ke belakang untuk membuat minuman, tak lama kemudian Mang Karyo kembali lagi sambil memegang minuman. Dia berdiri di depan televisi.
“non Bunga,, kayaknya kalau diliat-liat,,toket non Bunga jadi tambah gede deh..”, komentar Mang Karyo.
“wuih,, iya dong!!”.
“jangan-jangan non Bunga disuntik…emm..apa tuh namanya?”.
“suntik silikon??”.
“nah iya,, itu maksud Mang”.
“yee,,enak aja,,ini asli kok,, pegang aja kalo gak percaya”, kataku menggodanya.
Tentu saja Mang Karyo langsung menuju ke arahku yang sedang memegang dan meremas-remas payudaraku sendiri.
“eeiitt,,mendingan kita mainnya di kamar aja, Mang”.
“bener juga,, yok”. Lalu aku berdiri dan langsung menuju kamar yang ada di lantai 2 dengan Mang Karyo mengikutiku di belakang, sambil menuju ke kamar, Mang Karyo terus mengelus-elus dan sesekali menepuk bongkahan pantatku, mungkin dia gemas melihat bongkahan pantatku yang padat. Begitu sampai, aku langsung mengambil posisi tidur terlentang dan membuka kakiku lebar-lebar agar vaginaku yang merupakan tempat bersangkarnya penis Mang Karyo bisa dilihat olehnya. Sementara Mang Karyo dengan terburu-buru membuka baju dan celananya, tak lama kemudian, Mang Karyo sudah bugil di hadapanku sehingga aku bisa melihat badannya yang kurus dan hitam serta benda tumpul yang sudah mengacung tegak di tengah selangkangannya.
“non Bunga,, kayaknya Mang Karyo bau matahari deh, kalo mandi dulu gimana?”.
“terserah, Mang Karyo, mau mandi apa mau langsung”, kataku sambil mengelus-elus vaginaku untuk membuatnya berpikir dua kali sekaligus untuk merangsang diriku sendiri.
“emang gak apa-apa non?”, tanya Mang Karyo.
“nggak apa-apa kok,,”.
“asik,, non Bunga emang pengertian banget”. Lalu dia naik ke ranjang dan duduk di depan vaginaku.
“Mang, terusin dong,,Bunga capek nih”, kataku sambil menghentikan mengelus vaginaku sendiri.
“itu mah gak usah disuruh non,,”. Mang Karyo langsung melebarkan kakiku agar dia bisa menyelipkan kepalanya di antara kedua pahaku. Mang Karyo membuka bibir vaginaku dengan jari telunjuk dan tengahnya. Tanpa basa-basi lagi, Mang Karyo mulai menjulurkan lidahnya menyentuh bibir luar vaginaku membuat rasa nyetrum mengalir di sekujur tubuhku, lalu Mang Ucup mulai menjilati daerah selangkanganku, menyapu bibir luar vaginaku dari atas ke bawah dan sebaliknya menggunakan lidahnya.
“aahh,,teeruss Mangg,,ennakk”, erangku. Semakin lama, Mang Karyo semakin bernafsu melahap vaginaku sehingga dia lebih membenamkan kepalanya ke selangkanganku, secara spontan, aku merapatkan kedua pahaku sehingga kepala Mang Karyo terhimpit oleh kedua pahaku yang putih mulus.
Mang Karyo mendorong kakiku sehingga kini kakiku berada di samping kepalaku, dalam posisi seperti ini dia lebih leluasa untuk memainkan vaginaku baik dengan lidahnya atau jarinya. Aku hanya bisa mengerang keenakan menerima semua serangan mulut dan permainan jari oleh Mang Karyo terhadap vaginaku. Mang Karyo kini tidur terlentang dan menyuruhku untuk menduduki wajahnya, begitu aku duduk di wajahnya, Mang Karyo langsung melanjutkan aktivitasnya. Dan tanpa sadar aku menggerakkan tubuhku maju mundur untuk menggesek-gesekkan vaginaku ke wajah Mang Karyo. Mang Karyo menahan dan menarik tubuhku ke bawah seolah ingin terus menjilati vaginaku. 5 menit sudah, lidah Mang Karyo bermain-main di selangkanganku, akhirnya aku mencapai orgasmeku yang pertama. Mang Karyo langsung menampung semua cairanku dengan membuka mulutnya, dia pun menyeruput habis semua cairanku hingga tak bersisa.
“hhh,,hoshh,,haahh”, nafasku tersengal-sengal setelah orgasmeku yang pertama. Lalu aku agak mundur dan duduk di dadanya.
“gimana Mang? Enak gak?”.
“enak banget non Bunga, malah tambah manis”.
“sekarang gantian ya Mang, Bunga di bawah, Mang Karyo di atas”.
“gak berat non?”.
“gak apa-apa kali Mang,,”. Lalu kini aku yang berada di bawah dan Mang Karyo menindih tubuhku. Kami saling memainkan alat kelamin, Mang Karyo memainkan vaginaku sementara kepalaku kini berada di selangkangan Mang Karyo yang agak ‘huuff,, gak nahan baunya’, tapi karena aku sudah terbiasa jadi aku tetap menjilati onderdil Mang Karyo hingga ke buah zakarnya dan juga sekitar daerah pantatnya. Aku agak kesusahan melakukan oral service karena penis Mang Karyo berukuran 20 cm dan berdiameter 5 cm. Ketika aku sedang asyik menjilati dan menelusuri batang kejantanan milik Mang Karyo yang ada di hadapanku, aku mengalami orgasme keduaku. Aku cepat mencapai orgasmeku yang kedua karena Mang Karyo memfokuskan permainan lidahnya di klitorisku sehingga aku tidak tahan dan mencapai orgasme dalam waktu yang singkat.
Spontan, Mang Karyo langsung agak memajukan tubuhnya sehingga penisnya menggesek wajahku. Mang Karyo menyeruput cairan yang meleleh keluar dari vaginaku dan mengalir ke selangkanganku.
“sllurrpp,,sslluurrppp”, bunyi yang keluar ketika Mang Karyo menyeruput semua cairanku. Sambil menunggu Mang Karyo meminum habis cairanku, aku menjulurkan lidahku untuk menyentuh kepala penis Mang Karyo yang ada di mulutku. Setelah Mang Karyo menyimpan semua cairanku di mulutnya, dia langsung memutar badannya sehingga kini wajah kami saling bertemu, Mang Karyo langsung mencium bibirku dan melumat bibirku sehingga aku bisa merasakan cairanku sendiri yang tersisa di bibir Mang Karyo. Lidahnya bergerak-gerak di dalam rongga mulutku, aku pun memainkan lidahku untuk membelit lidahnya, nafasnya terasa bau tapi untungnya aku sudah terbiasa menerima ciuman Mang Karyo. Lalu dia melepaskan ciumannya dan terlihatlah ludah kami saling menempel.
“Non Bunga emang mantep ciumannya”.
“Mang Karyo, langsung aja yuk,, udah gak tahan nih”.
“wah, non Bunga udah kangen ya ama kontol Mang Karyo”.
“iya nih, makanya cepetan dong”. Mang Karyo langsung melebarkan kedua pahaku, lalu secara perlahan dia memasukkan penisnya itu ke dalam vaginaku, penisnya yang berurat bergesekan dengan dinding vaginaku ketika senti demi senti penis Mang Karyo memasuki liang vaginaku.
“mmhhh,,”, desahku. Akhirnya, penis Mang Karyo sudah berada di dalam vaginaku. Dari dulu aku sudah menduga kalau vaginaku memang diciptakan untuk menerima penis Mang Karyo karena vaginaku terasa penuh tapi sama sekali tidak terasa perih. Mang Karyo mulai menggerakkan pinggulnya, sementara aku melingkarkan kakiku di pinggangnya. Mang Karyo sengaja menggenjotku dengan perlahan, dia membiarkanku terbiasa menerima penisnya di dalam vaginaku yang sudah 6 bulan tidak dimasuki penis Mang Karyo yang ‘wow’ itu.
“aahh,,uummhh,,oohh”, erangku menerima penis Mang Karyo yang keluar masuk vaginaku dengan sangat perlahan seolah Mang Karyo ingin benar-benar merasakan betapa hangat dan sempitnya liang vaginaku. Tentu saja selama memompa penisnya, Mang Karyo melumat habis bibir dan kedua buah payudaraku sehingga bibir dan payudaraku berlumuran air liurnya. Sekarang yang terdengar hanyalah desahan-desahan yang keluar dari mulutku. Orgasmeku yang ketiga sudah di ambang batas ketika setelah 5 menit Mang Karyo menyarangkan penisnya di dalam vaginaku, dan akhirnya aku mendapatkan orgasmeku yang ketiga, tentu saja cairanku tertahan oleh penis Mang Karyo yang mengisi liang vaginaku. Mang Karyo diam sejenak, sambil terus melumat bibirku.
“non Bunga, ganti posisi yuk”. Aku hanya mengangguk lemah karena tenagaku belum terkumpul setelah orgasmeku yang ketiga tadi, dia mencabut penisnya dari vaginaku dan menyodorkan ke mulutku, aku langsung menjilati batang Mang Karyo yang berkilauan karena berlumuran cairanku sendiri.
Setelah cairanku yang ada di penis habis kujilati sendiri, Mang Karyo langsung tiduran, dan aku menaiki penisnya kemudian aku mulai menurunkan tubuhku sambil membimbing penisnya masuk ke dalam vaginaku. Aku mulai menggerakkan tubuhku naik dan turun, Mang Karyo mendorong tubuhnya ke atas sehingga penisnya sangat terasa masuk ke dalam vaginaku membuat sensasi yang kurasakan menjadi lebih nikmat. Aku memajukan tubuhku agar aku bisa memberikan payudaraku untuk bisa dilumat oleh Mang Karyo. Aku mendapat orgasmeku yang keempat dalam posisi, entah karena aku yang memang gampang mencapai klimaks atau karena penis Mang Karyo yang luar biasa sehingga dalam waktu singkat aku mencapai orgasmeku yang oh my god, udah keempat kali. Aku dan Mang Karyo berhenti bergerak karena nafas kami tersengal-sengal dan tubuh kami sudah basah oleh keringat kami masing-masing. Aku menciumnya, lalu aku bangun dan mengambil posisi menungging.
“hhh,,ayo Mang lanjut,,pakee posisi favorit Mang Karyo..”.
“asik,, gaya anjing kawin,, non Bunga tau aja deh,,”.
“iya duuong,,udah Mang,,ayo cepetan”.
Mang Karyo langsung menancapkan penisnya ke vaginaku dengan kencang hingga terasa mentok di dalam vaginaku. Lalu aku bertumpu pada kedua tanganku, dan Mang Karyo mulai menggenjot vaginaku tanpa ampun karena dia memompa vaginaku dengan cepat dan menekannya kuat-kuat ke dalam vaginaku. Anehnya, aku sangat menikmati permainan cepat Mang Karyo bahkan aku sampai berteriak.
“teeruuss Mang,, entotin Bunggaa,, jangan berhentii…hamilin Bunga,,oohhh”. Seperti mendapat semangat dariku, Mang Karyo menambah kecepatan genjotannya menjadi 2 kali lipat, bahkan dia memompa vaginaku dengan cara menekan penisnya kuat-kuat ke dalam vaginaku dan menariknya hingga keluar dari vaginaku dengan sangat perlahan, cara ini terus ia lakukan hingga 10 menit ke depan.
“aawwhh,,”, erangku kencang setiap kali Mang Karyo menghujamkan penisnya ke vaginaku dengan kuat. Kemudian Mang Karyo mengganti teknik menguleknya.
Kali ini Mang Karyo tetap mendorong penisnya dan mengeluarkan seperti sebelumnya, tapi setelah Mang Karyo mencabut penisnya keluar dari vaginaku, dia langsung menghujamkan batangnya ke dalam lubang anusku. Secara spontan, aku berteriak kaget karena tiba-tiba benda tumpul milik Mang Karyo menyeruak masuk ke dalam anusku tanpa permisi. Aku hampir mencapai orgasmeku yang kelima, tapi aku berusaha mati-matian menahannya agar aku bisa mencapai klimaks bersama-sama dengan Mang Karyo. 5 menit kemudian, Mang Karyo lebih memfokuskan untuk menghujamkan penisnya ke dalam vaginaku dan mempercepat irama genjotannya yang menandakan sebentar lagi kalau dia akan orgasme dalam posisi yang pertama yaitu aku di bawah dan Mang Karyo di atas.
“akkhh,,keluaarr non,,oohh”, erangnya ketika Mang Karyo orgasme dan memuntahkan lahar putihnya ke dalam vaginaku, bersamaan dengan itu aku melepas orgasmeku yang kutahan-tahan dari tadi sehingga di dalam vaginaku bercampur antara cairanku dengan sperma Mang Karyo.
Mang Karyo menciumi dan menjilati wajahku, sementara aku memeluknya dengan erat, sambil menunggu Mang Karyo selesai menyemburkan spermanya. Lebih dari 5 kali, Mang Karyo menyemburkan spermanya ke dalam vaginaku. Setelah kami sudah bisa mengatur nafas kami masing-masing dan penis Mang Karyo sudah kembali ke ukuran semula, Mang Karyo mencabut penisnya dan langsung menyodorkan penisnya untuk kubersihkan, tanpa disuruh lagi, aku langsung membersihkan penis Mang Karyo sebersih mungkin hingga akhirnya kinclong kembali. Lalu, Mang Karyo tidur di sebelahku dan menghadap ke arahku, dan akupun menghadap ke arahnya.
“non Bunga emang mantep banget maennya,,”.
“Mang Karyo juga,, gak berubah,, selalu bikin Bunga puas banget”.
“iya dong,,Mang Karyo!!”, dia berkata dengan sombongnya.
“oh ya Mang, kayaknya peju Mang Karyo banyak banget deh..”.
“iya, kan udah 6 bulan lebih, si Otong gak ngeluarin isinya”.
“ah, yang bener, emang Mang Karyo gak ‘jajan’?”.
“nggak lah non,, tar takut kena AIDS,, lagian gak ada yang secantik non”.
“ah, Mang Karyo bisa aja,,”.
“o ya non, non Bunga ngapain bawa baju? kan di rumah ini, non Bunga gak boleh pake baju”.
“yee,,Mang Karyo gimana sih, emangnya Bunga gak mau jalan-jalan keluar,, kalau di dalam rumah sih,, udah pasti Bunga gak bakalan pake baju”.
“o iya ya..”.
“o ya Mang, kita kan udahan ngentotnya, mendingan kita ke rumah Mang Karyo, udah lama gak ketemu Mbok Parti”.
“yaudah yuk, tapi non Bunga pake baju ya.. Tar istri Mang Karyo pingsan..hehe”.
“ya iyalah, masa Bunga keluar gak pake apa-apa”. Lalu aku masuk ke kamar mandi, dan Mang Karyo keluar dari kamarku. Setelah aku mandi dan berpakaian rapih, aku keluar dimana Mang Karyo yang sudah memakai bajunya menungguku.
“yuk Mang”. Selama berjalan, aku disapa oleh penduduk desa yang sudah kenal denganku. Akhirnya, aku dan Mang Karyo sampai juga di rumah Mang Karyo.
“bu, bu,,”, teriak Mang Karyo memanggil-manggil istrinya.
“iya,,iya,, ada apa si pak?”.
“ini toh Bu, ada non Bunga,,”. Lalu istri Mang Karyo sampai di hadapan kami.
“waduh, non Bunga,, apa kabar,, udah lama gak keliatan”.
“iya nih mbok, hehe,, udah 6 bulan gak kesini nih..”. Lalu kami mengobrol sambil duduk dan minum teh, sementara Mang Karyo mandi.
“non Bunga tambah cantik aja,,”.
“ah Mbok, bisa aja,, oh ya, si Mamat mana?”, aku menanyakan anak mereka yang berumur 15 tahun.
“ya lagi sekolah toh non,,”.
“oh ya lupa,,hehe”.
“gimana kerjaan Karyo?”.
“rapih Mbok,,”.
“lo gak tau aja,, suami lo kerjanya nabung peju mulu di rahim gue”, kataku dalam hati. Mang Karyo keluar dengan dandanan rapi.
“bu,, bapak mau ke rumah non Bunga, tadi belum selesai kerjanya”, katanya sambil melirik ke arahku.
“huu,,dasar,, bilangnya mau kerja lagi,, padahal mau ngentotin gue lagi tuh..”, kataku dalam hati lagi.
“iya,, tadi ada yang belum diberesin”, kataku ke Mbok Parti sambil tersenyum ke arah Mang Karyo, dan dia pun membalas tersenyum.
“yaudah,, tapi besok pulang ya pak”.
“iya bu, tenang saja, yaudah bu, bapak berangkat dulu ama non Bunga”.
“ya Mbok, kami berangkat dulu..”.
“ati-ati di jalan ya”.
Lalu kami pulang tapi kali ini, kami mengambil jalan yang lebih sepi, bahkan tidak ada orang sama sekali.
“Mang, ngapain lewat sini sih, kan jauh?”.
“supaya Mang Karyo bisa grepe-grepe non Bunga”.
“yee, Mang Karyo,, entar aja di rumah,, jangan disini”.
“ah,, Mang Karyo udah gak tahan”. Lalu Mang Karyo pun langsung berjalan di belakangku dan menyusupkan tangannya ke dalam kaosku, dan karena aku tidak memakai bh jadi Mang Karyo bisa langsung meremas-remas payudaraku.
“aduhh,, Mang Karyo,, jaangann,,”. Bukannya berhenti, Mang Karyo malah memelintir kedua putingku dengan tangannya, dan dia juga mencium dan menjilati kuping kananku membuat birahiku memanjat ke ubun-ubun kepalaku dengan sangat cepat.
“Mang,,sstopp”, kunaikkan nada bicaraku. Untungnya dia masih agak hormat kepadaku sehingga dia menghentikan aktivitasnya.
“kenapa non, kok marah?”.
“siapa yang marah..”.
“oo jadi non mau diterusin nih digrepe-grepe ama Mang Karyo?”.
“eh, bukan gitu maksud Bunga”.
“jadi, gimana?”, tanya Mang Karyo sambil tangannya tetap memegangi kedua buah payudaraku.
“maksud Bunga tuh, dilanjutin di rumah aja,, kan lebih bebas..”.
“tapi, Mang Karyo boleh kan ngentotin non Bunga terus-terusan sampe besok?”.
“ya elah Mang, kayak baru kenal Bunga aja. Ya boleh lah, pokonya ampe Mang Karyo gak bisa ngaceng lagi”.
“bener ya?”.
“suer deh,,”.
“asik,,”.
“asik si asik, tapi lepasin dulu tangan Mang Karyo, masa toket Bunga dipegangin terus”.
“hehe,, maaf non,, abisnya toket non Bunga kenyel banget sih, jadi enak meganginnya”.
“yaudah, sekarang lepasin, abis itu, di rumah, Mang Karyo bisa megangin toket Bunga seharian”. Lalu Mang Karyo mengeluarkan tangannya, dan aku merapikan kaosku, kemudian kami mulai berjalan lagi sambil mengobrol.
“non Bunga, gimana kalau non Bunga jadi istri Mang Karyo aja..”.
“sekarang aja, Bunga udah kayak istri kedua Mang Karyo..”.
“oh iya,, ya,,betul juga.. Oh ya non, ada 1 lagi,, non Bunga emang gak takut hamil? kan Mang Karyo sering ngeluarin peju di dalam memek non..”.
“gak Mang, Bunga kan udah minum obat pencegah hamil,, tapi, emang kalo Bunga hamil, Mang Karyo mau punya anak dari Bunga?”.
“mau dong, kalo ibunya cakep pasti anaknya nanti juga cakep..”.
“haha,, Mang Karyo bisa aja,, tar ya Mang,,kalo Bunga udah siap punya anak..rahim Bunga bakal Bunga kasih cuma buat Mang Karyo seorang”. Tak terasa, kami sudah berada di depan rumah, kami bergegas masuk ke dalam rumah.
“nah, Mang Karyo, sekarang Bunga mau buka baju dulu ya,,”.
“sini non,,biar Mang yang bukain..”.
“yaudah,,”. Aku memang sudah biasa ditelanjangi oleh Mang Karyo, jadi ketika dia membuka kaos dan celana panjangku aku tidak canggung lagi.
“sekarang Bunga kan udah telanjang,, gantian ya,, Bunga yang buka baju Mang Karyo”.
“ok non, dengan senang hati”. Lalu aku mulai menelanjangi Mang Karyo, tentu saja selama aku sibuk membuka pakaian Mang Karyo, dia juga sibuk meremas-remas pantat kenyalku, dan memasukkan satu jarinya ke dalam anusku.
Tak lama kemudian, Mang Karyo sudah telanjang dan kami pun saling berciuman sehingga tubuh putih mulusku yang sangat kontras dengan tubuh hitam Mang Karyo bersatu dalam luapan birahi dan luapan cinta. Dengan ciuman itu, aku sudah resmi menjadi budak seks Mang Karyo untuk seminggu ke depan. Dan Mang Karyo pun tak menyia-nyiakan kesempatan emas yang kuberikan, dia menyetubuhiku selama 30 menit dan berhenti 30 menit untuk istirahat, begitu seterusnya hingga malam hari. Selama beristirahat, kami makan, bercanda, mengobrol, dan lain-lain. Entah darimana, Mang Karyo mempunyai energi yang luar biasa itu. Mungkin kalau aku tidak minum obat anti hamil pasti besok aku sudah mengandung anak dari Mang Karyo karena entah sudah berapa trilyun sperma Mang Karyo yang berenang-renang di rahimku. Akhirnya Mang Karyo ngantuk juga dan memutuskan untuk tidur. Aku senang sekali karena tubuhku seperti sudah remuk mengalami berpuluh kali orgasme. Aku melihat ke arah jam.
“buset,, udah jam 2 pagi,, Mang Karyo emang hebat banget udah kayak Superman,, mendingan tidur aja ah,, supaya besok bisa muasin Mang Karyo,, suami gelapku”, kataku dalam hati sambil tersenyum ke wajah Mang Karyo yang ada di hadapanku. Tiba-tiba, Mang Karyo membuka matanya lagi.
“ada apa non? belum tidur?”.
“cium Bunga dulu dong,,katanya Mang Karyo nganggep Bunga istri..”.
“oh ya,,nih Mang cium deh,,non Bungaku tersayang”, katanya sambil mencium bibir lembutku.
“nah, gitu dong,, baru kayak suami istri,, yaudah Mang, kita tidur yuk,,besok kita lanjutin lagi maen suami-istrinya”.
“ok non,,”, lalu kami saling berpelukan dan kemudian menutup mata untuk menghadapi esok hari.

ABG DAN KAKEK

Namaku santi. Cerita ini terjadi saat usia ku 19 tahun. Waktu itu, aku masih duduk kuliah di universita swasta yang amat terkenal di pekanbaru. Sekilas tentang diriku, aku seorang gadis  dengan tinggi badan 157 cm dan berat 45 kg. Rambutku hitam panjang sepunggung. Kata orang orang, wajahku cantik dan bentuk tubuhku sangat ideal. Namun entah apa aku harus bersyukur atau menyesalinya. awal ceria di tahun 2011 bulan november.
ketika itu orang tua ku pergi ketempat nenek di jogya kebetulan dirumah ku ada 2 pembantu  yang satu bu ijem dan yang satu pak rusdi umur ya 59 tahuunn dia sangat kuattt dan bertanggung jawab sebagai sopir dan penjaga rumah…dan yang satu lagii ituu pak temon umur ya juga dah tua 60an tahun dia penjaga kebun sawit papa..


suatuu ketika aku yang liburan pulang tapi papa ma mama lagi ketempat nenek di jogya,,
uhhh sepi nee keluh ku…
bibik ada makanan apa nee… tanya ku
ada apa aja non… sambil bercanda
bik mbah rus kemana sih… tanya ku
ituuu lagii bengkel mobil di belakang neng,,, jawab yaa
oww tak pikir pergi…jawab ku
mauu pergi kemana non dia ituu dari non belum lahir udah ikut papa non dy juga yang ikut berjuang buat papa kaya kayak sekarang non..  kata mbok ije
lhoo istri dy mbok dimna…?
dia ituu udah sejak non belum lahir udah di tinggal istri ya ninggal,,,kata mbo ija
kasiaann ya mbok dy ituu orang baik banget ya… kata ku
iya non…
laluu mbo ija pun beranjak berjalan kedapur…
lalu aku berpikir kasian ya mbah rus,,,tapi aku mikir juga akuu semenjak di tinggal nikah cowok ku itu aku jadi gak lakuuu hahaha…
akuu punn duduk di depan rumah sambill lihatt mbah rus benarin mobil.. mbah rus emang orang baik dia emag kuat agama ya dia pun rajin dy gak pernah main cewek setahu ku sih kalau dipikir lebih 20 tahun dia di tinggal istrinya sampai sekarang masih setia meski umurnya udah tua aku pun kagum pada ya ini benar cowok hebat dan dia pun sangat setia sama papa…
hingga akhir ya sore pun tiba aku mandi setelah mandi aku kebelakang di belakang aku melihat mbah rus sedang duduk sambil melihat photo… lalu aku punn datang mendekatinya mbah aku kejutkan dia,,,
lalu dia pun menoleh kebelakang ehhh ibu santi kata ya sambil bercanda,,hahah
lihat photo siapa tu mbah..tanya ku
lihat photo istri dulu non… jawab ya…
oww yahh deh jawab ku
mbah kenapa gak nikahh lagi aja sih… tanya ku,
mbah takut berkhianat non… jawab ya
kenapa..? tanya ku
nikah ya mbah cuma ingin sekali seumur hidup… jawabnya
dalam hati ku luar biasa nee orang…
mbah gak pernah berpikir punya rumah apa kan uang simbah kerja lumayan tuu santi sering lihat pas simbah gajian.. tanya ku
untuk apa ini udah mbah rumah non…. non mbah mau ngomong boleh…tanya mbah rus
apa mbah… tanya ku
ini kemaren si pak  temon bilangg kalau non tu cantik sexy gituu..yah kalau sarann mbah tuu non jangan sexy” kalau dia datang ya.. ya kayak sekarang ini…kata nya

lalu aku pun kagett padalah setahu ku pakean ini wajar emag sih aku kalau keluar gak pernah pake pakean kayak gini kan panas di luar tapi di rumah kan gerah emang otak ya kotor aja pak temon itu…dalam hati
tapi karna aku menghormati aku bilang iya mbah.. dengan senyum
tapi kalau depan simbah gpp kan.. tanya ku
iya gpp sih dia ketawa..
non mbah sebenarnya ada yang mau di bilang tapi mbah takut…terang ya
apa mbah jawab ku
tapi bersamaan dengan  ada bibik ije yang datang…
maka dia bilang simbah mau mandi dulu non nanti malam di lanjutin katanya,,
non itu nasi ya udah bik siapain ya,,,kata bik ijem
non bibik pulang ya..? lanjutnya
iya bi hati hati ya… kata ku
okeee dia pun pulang…
aku pun masuk kedalam dan minum lalu aku kekamarr membuka laptop…
tok tok tok non..suara mbah rus
iya mbah masuk gak di kunci…
ada apa mbah..?tanya ku
ini non simbah mau bilang simbah ini udah lama gak pernah melihat cewek,,,kata ya
cewek lah ini ada aku ada mama ada bi ijem juga jawab ku
maksud simbah ituu ini emmm… dia bingung sedikit malu
emmm apa mbah tanya ku
simbah sering mimipi di tidur sama non santi..jawab ya malu
aku udah curiga sih karna akukan anak psikologi jadi aku tauu yang ada di otak dia..
mbah jangannnn mbah ituuu gak boleh jawab ku tegas!!
iya non mbah tau non…jawabnya rendah
non simbah setelah bilang ini plong simbah ini cuma unek unek simbah maka ya simbah gak mau non sampai di perkosa pak temon yang pas itu ngelihat non tidur cuma pake tenktop..jawabnya
o ya neng ini ada sebuah yang berharga ini dulu cincin istri mbah oww ya non mbah gak berniat nikahi non mbah cuma cinta sama non mbah juga gak mau memperkosa non mbah ingin non jadi anak baik… dia pun mencium bibir ku dengan nafsu aku hanya terdiam…
dia menberikan surat yang satu surat pengunduran diri ya…
setelah keluar kamar dia kembali lagi dann menempelkan badann ku di tembok lalu melumat bibirku dengan nafsunya.. ahhhh ahhhh saaaayayyyyynngg,,, dia sangatt bernafsuuu…
akuuu yang tadiii yaaa marah keselll cukup terdiamm dann menikmatinya,,,
sayyyyaaaaaaaaangg akuu kegettt ini pertamaa buattt kuu dii kulummm laki laki…. ahhhan ahhhh aku kun mulai menikmati yaa…. hingga akhirr yaa dia penberhenti melumat bibir ku dia bilang… mbah mauu pergiii non…aku masihh terdiaaam akuuu gakk tauuu apaa yangg terjadiii iniii hingga akhirnyaa akuu memanggil yaaa mbah jangan pergiii inii akuuu lakukan karna aku teringatt jasa mbah rus yang luarr biasa untukk keluarga ku…

jadiiii…dia sedikit senyum
iyaaa santii salutt sama mbah rus yangg setia sama istri simbahh.. kata ku lalu dia dengan semangat mencium ku ahhh nonnn santiii dengannn menggebuuu dia menciummm namun aku mendorong yaa….”ENTAR dong mbahhkita kan belum makannn kata kuuu,,,”kata ku
oww iya ini kan dah pukul 21,30 ya non… kata yaa
iya mbah… tpi akuu mauu bilang mbahh jangan setiap malam yaa,,? akuu takutt aku belum pernahh kata kuu
iyaa tapii simbah mulai sekarang manggil yaa ibu yaa kan ibuu untuuuk koNTOL simbah kan…hehe kata ya
seterahh aja lahhh.. kata kuu
non ini kan malam pengantin kita mbahh mauuu buatt atraksi deh…
apa ituu kataa kuu
non kemeja makan dulu deh sana kata mbah
setelahh akuu mauuu makan akuuu kagettt tau tauu lampuuu padammm dan ternyataaa ulah mbah rus yang langsung mengedong akuu ke ruang makannn…
dannn akuu kagettt simbahh justruu tidakk menggunakan bajuu dan celanaa,,,
edannn mbah inii apaaa akuu kagett melihatt KOntol yangg besarr bangett,,,kata kuu
ayoo makan setelah makan kami istirahat kurang lebih 20 menit tapi disela sela istirahat ituu tangan ku disuruh megang konTol ya..
non yu main yuuck di kamar simbahh aja yaa kann biar seruuu..kata ya
disepanjang jalan kami saling bercanda dan dia mengendong kuuu sampai dikamar aku pun terlentang dia mulai merai bibir dan mencium penuh nafsuu..
ahhhh ahahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh panjang hingga penjelajahan yaa samapai di vagina kuu akuu punn sangattt menikmatii mbahhh ayooo truuUUUS MBASSS enakakkk enakkkk ENAKKKKK desah ku aku dah gak peduli anadai ada yang dengar sunggung nikmatttt rasanya …
setelahhh puasss akuu di suruhhh yaa menyepong maka akuuu punnn ngikuttt diaa punnn bilanggg sebeluuum masukk ke vagina pengennn muntahinn di mulutt karnaa akuu sama mbah ru sadarrrr hubungannn inii jangannn sampaiii ada yang hamilll,,,
ayooooooo sannnnnnn teruusss SEPOOOOONGGG terusss seponngggg
ahhhhahhhhh cruTTT CROOO skitar 20 menittt keluarrrr dehhh,,,
akuuu awalll yaa kecewa karnaa akuu gak bisa kliman rupanyaaa mbah rus tau  ituu dia membuka lacii dan mengeluarkan kondom banyakkk namunn diaa bilang non mbah inginnn coblosan pertama tidak dengan kondom…
iyaaa mbah aku punn udahh gak tahann
laluuu dia melebarkannn kedua paha ku dann pelannn mbahhh kata kuu dia punn emag udahh hebattt HHAahhhhh dEsisss kuu KUAT KARNAA INI AKU masih perawannnn … setelah beerapa menit mbah megoyang kan pistoll ya di vagina kuu makkka dia mengerang bersamaannnn MBAHHH SANNN MBAHH SANN ayooon tapiii  yang tadinya ingin tembak luarrr ternyata masuk didalam CROOOOTTTTTT CROOOOTTT ahhh KURANGGG AJARRRRRRRRRR tanyaay dann bentakkkk KUUUU,,,dengannn keadaan lemasss akuu yangg juga horny emg sih sebenarnya pengen lagiii tapiii rasa takutt hamilll ku membuat akuuu marah kecewaaa… MBAHH KAMU YAHH TADIII DI BILANG PAKE KONDOM!!!!!!! laluuu akuu keluar dari kamar meski udah berkeringat….didalam kamar akuu kecewaa karna beluumm puass tapi akuu takuuuttt dann marahhh …
tokkk tokkk tokkk bu bu non no kONTOL mbah belum puassss… kata yaa akuu punn terdiam
mbah mauuu pakee kondommm,,,, akuu tetappp diamm karnaa jaim donk
hinggaaa akhirrr yaa dia pergi sendiriii…
pagiii yaa ketika aku bangunnn mbah rusdi sudahhh membersihhkan rumpunnn di samping kamarr kuu akuu sebenarr yaa kasian sama dia tapiii ini nyata bukan rekayasa akuuu seorang psikologi aku takuttt hamilll meskii aku kagum dengan ya…akuu punn mandi setelahhh mandiii mbah punn menemuin akuu non dia memberikan pil kb… seketika akuuu terkejuttt luar biasa ne kakek tuaa masihhh bernafsuu juga meski nafas aja udah senin kamis… akuuu melihatt bi ijam lagiii nontonn lalluuu kuu kekamar ngambil kertas dan menulis daftar belanja buat aku,,,

bibi tolong yaa belikan ini di supermarket pake taksi atau apa seterah lah kata ku
lhoo non emang mbah rus mauu kemana…tanya dia
ohh dia mauu ngirim gaji ke pak temon jawab ku..
okee dehh lalu dia punn beranjak pergii ..
setelah aku lihat bibi ijem keluarr akuu kunn bilngg mbahh maaff yaaa..? yuck kata yaa lalu kami pun melakukan hubungan lbih kurang 2 jam lah karna emag supermarketnya jauh dan barang pun banya untukk 2 jam ini plurr semuaa bermain dengan satuu gaya tapii inii hebatt kuatt banget mbah rus,,, hingga akhirnya kami pun tertidur
tok tok tok non ini bibi…
akuu yanggg terdengarr langsunggg membangunn kan mbah rus yang tertidurr dengann masih menancap kann kontol yaa di vagina kuu…
mbah bibi tuuu kata ku
dia punn bubu keluar lewat jendela
aku punn keluarr owww dengan gaya masihh ngantuuk..
non kok bibirnya merah gituuu tanya dia curiga
ohh pake lipstik jawab ku singkat.
tak lama kemudian terdengar suara telpon bi angkat tuu kata kuuu,,,
ok dia menjawabnya
non darii papa non santi teriakk ya
“halooo apa pa…tanya ku
“gimana keadaan mu san
“baik pa jawab ku papa kapn sama mama pulang
“ohh ginii san papa m mama ingiin santii ke jogya deh…soal yaa adik papa mau nikah minggu depan kata ya…
” ahh males ahh pa…jawab
“sannn ayoo papa marah nanti jawab ya
” oww iyah mbah rusdi kan udah lama gak jalan jalan di ajak ajaa nanti biar rame,,,
dalam hatii kuu papa tauu aja nee orang sebenarnya akuu gak mau sih kalau sama pak tuaa ituu meski udah nidurin aku tetep aja masihh kecewa muka ya ajaa alim otakk ya mesummm kata ku dalam hati
” ya udah deh pa…
” yahbudah kalau bisa berangkat yaa cepat ya kata papa ku
siappp boos”’ jawab ku
setelah akuu mandii akuu berencana mencarii tiket kali ini akuu berpakean sopann ehh lagi lagi di komentarin
non mauu kemana kan susah entar papa masukinn burung kekandang cletusnya
akuu pun menjawab AKUUU GAK MUNAFIK AKU MENIKMATINNN HUBUNGAN KITA INI TAPI KALAU BAPAK KURANG AJARR MAEN YA…!!!  stopppp  kata kuu lalu aku pergi
di sepanjang jalan akuu terherann herannn kenapa akuu mau sama dia cuma gara” kagum yahh …
setelah pulang kerumah aku melihat bibi jiem udah pulang…
mbah mbah panggil kuu
dia pun keluar dengan cuma mengenakan handukkk…
apa sayangg jawab ya
mbah kenapa pake handukk tanya kuu…
kann mauu maennn jawab ya maluu
mbah ingatt kan janji yaa gak tiap hariii…jawab ku
tapii belum puas non… jawab ya
cowok mana ada puas ya jawab ku
besok pagi kita ke jogya mbah jadi malam ini kita tidur bareng aja yah oral tapi gak masuk in KONTOL
okeee no jawab ya..
mbah kita tidur ya di ruang tamu aja ya ada bola nee MU rugi gak lihat….
malam ituu punn mbah rus menepati janji nya hanya mengeloni akuu hinggal pagiii…
yang menggetkan akuu ketika pagiii bangunnn si bibi tauu kalauu aku dengan mbah rus tidurr ber pelukan di kasur lantai berdua tv pun masih hidup…
tapii yang akuu herann bibik justruu diam saya…
bibik udah dari tadi tanya ku
 aku melihat mbah rus yang tetap konsisten hanya menggunakan handuk masih tidurr,,
 udah non.. jawab ya sambil senyum
lhoo berarti bibi tauu dong tanya ku,,
non bibi mah ngerti pasti non kaget yaa hahah kata ketawa
iya…
non bibi tuu kasian juga lihatt mbah rus itu hidup sendiri semangsa hidup ya cuma mengabdi sama papa jadi kalau non sama sama saling mau sih gpp tapi non jangannn sakiti mbah rus kasiaan,, katanya
akuu ituu juga gituu bi kasiann tapi sih emg tak syartin jangan sampai hamil..jawab ku
ohh ya bi sebelum selesai bicara
bi ijem mengatakan tuu mbah rus banguun non tanyain dulu… hehe bibi mau masak dulu
akuu punn kagett melihat ini semua…
non kata ya apa mbah bukti cinta mbah ma non mbah pengn bersihin air kencing non yuck,,, tapi dia pun hanya berbisik,,,
lalu dia pun ikutt masukk kekamar ku mbah rus gak tau kalau bi jem tau hubungan ini dia pun masuk mengendap ngendap lalu kekamr mandi di makar ku dia dengan sigap setelah aku kencing membersingkan yaaa
ahhhhhhhhhhhhhhHHHAH MBAHHH kamuuu edannnn enakkk mbahhhh lalu tanpa sepengetahuan ku dengan sigap dia memasukkan burung ya ke vagina ku hinggaaa aku menjelijat keenakan Maaaahhhh MBAHHHH trussss DIA PUN MENGUBAH GAYA DENGAN menunggingg ahhhh MBAA TRUUUSSSS dalammm tempo cepat akhirnya keluarr bersamaaan… dan kami pun mandi bareng,,,.
tepatt pukul 11 setelah berhubungan ituu kamii makan bertiga sama bi jem juga bi jem yang udahh tau hubungan ini cuma melirik aja,,,
emang awalll ya akuu gak cinta tapiii inii semata mata kasian,,,””

Kunikmati saja di perkosa Pak RT

Aku masih ingat. Tahun 2007 silam aku diangkat sebagai Ketua RT oleh warga komplek di perumahan ku di Kelapa Gading Jakarta utara. Seperti biasa pekerjaan seorang ketua RT. Di lingkungan perumahanku yaitu menarik iuran keamanan dan kebersihan setiap bulannya. menyipan daftar warga dan membuat surat pengantar.

Tiga bulan lebih menjadi ketua RT, aku mulai tahu secara lengkap profil setiap wargaku. Dari usia, alamat, telephon maupun berapa jumlah anggota keluarganya. Eh ternyata di lingkungan komplekku banyak sekali Ibu2 mudanya mereka cantik dan sexy 2, usia antara 25-32 Thn. Setelah aku mempelajari data dan situasi.


Aku tertarik pada istri tetanggaku yang cantik,putih dan sexy. Ia benama Rani. Usianya baru 25 Thn dan belum mempunyai anak. Suami Rani seorang pengusaha kayu. Jarak usia Rani dan suaminya terpaut 13 Thn. Karena suaminya sering ke kalimatan, Rani sering sendiri. Dalam sebulan, suaminya paling hanya 2-2,5 minggu di rumah.

Dengan semangat 45 aku mengatur berbagai strategi agar aku harus mendapatkan / meniduri Rani istri tetanggaku, tepatnya akhir Maret lalu. Seperti biasa aku sengaja datang ke rumah Rani untuk menagih iuran keamanan dan kebersihan. Saat itu waktu menunjukkan pukul 18.00 WIB.

Aku mengetok pintu rumah Rani. setelah beberapa saat, pintu dibuka. Dan ternyata yang membukakan pintu Rani sendiri. "Eh, pak RT. Maaf lama bukakan pintunya.
karena pembantuku tidur dia sedang sakit katanya. Ada apa nih pak? Kok repot-repot datang ke sini sendiri?," tanya Rani, saat membukakan pintu. "Ayo masuk pak !!," ajaknya.

"Nggak, cuma mau menarik iuran kamsih aja kok. Suami sedang di kalimantan ya?," tanyaku.
"Iya nih mungkin lusa dia baru balik," jawabnya. "Kita ngobrol di ruang tengah aja ya karena AC di ruang tamu sedang rusak," sebutnya.
"Oya nggak apa-apa," jawabnya seraya duduk di sofa ruang keluarganya.

Saat itu Rani menggunakan daster transparan saat itu. sehingga BH dan CD nya yang berwarna hitam terlihat transparan aleh terangnya lampu ruang keluarga. Aku tidak konsentrasi saat itu.melihat paha yang putih mulus tepat didepan mataku. Kusodorkan kartu iuran agar di tanda tangani, ah saat itu Rani membungkuk dan terlihat jelas buah dadanya yang putih dan bulat dari balik dasternya.

Kami ngobrol kesana kemari dan waktu sudah menunjukan Pk.18.45. Yang ada dalam pikiranku saat itu bagaimana aku bisa mencumbu dan melumat buah dada Rani ukuran 36B dan segera ingin meremas dan mengemutnya. Pembicaraan semakin akrab, sampai mengarah pada masalah pribadi.

"Oya pak, aku ambilkan dulu uang iurannya di kamar. Bapak mau minum apa? Ambil aja sendiri di kulkas. Maklum pembantu sakit, pak," ujarnya.

setelah Rani masuk kekamar. Pikiran kotorku semakin menjadi jadi. aku berdiri dan nekad membuka pintu kamar Rani yang ternyata tidak dikunci. Rani masih di kamar mandi. Kututup pintu kamar dari dalam.

Setelah kulepas baju dan celana panjangku. Aku tinggal memakai CD. Beberapa detik kemudian Rani keluar dari kamar mandi hanya mengenakan BH hitam saja. Ia kaget melihat aku masuk ke kamar dan tidak mengenakan busana. Secepatnya aku langsung mendorong tubuh Rani ke ranjang. Dan langsung tubuhku menindihnya.
"Jangan pak, jangan pak. Sadar pak," mintanya sambil memberontak,"

Tanpa banyak bicara, aku langsung mencumbui Rani. Bibirnya yang mungil langsung ku lumat habis. Sekitar 4 menit kemudian, Rani ulai pasrah dan mulai menikmati cumbuanku.perlahan ciumanku turun kebawah.. akhrinya sampailah aku pada buah dada Rani yang masih tertutup oleh BH Triumph 36 B.

Tanganku kiri terus meremas payudara Rani yang putih,montok dan tertutup BH hitam , sedang tangan kananku menyusup dibawah punggung Rani untuk mencari dan membuka tali pengikat BH Rani.

Kutemukan pengkait BH nya dan kubuka pengkaitnya. Dengan posisi Rani yang masih tertindih dibawahku. kukepas BH nya kedepan.
"Jangan pak, jangan !! Aku sudah punya suami," harap Rani.

BH Rani sudah terbuka. Penisku spontan mengeras. Tatkala kulihat buah dada Rani yang montok, bulat dengan punting kecil berwarna pink yang mancung keatas. Langsung kusedot, dan ku permainkan punting Kecil Rani yang mancung dengan lidahku dan gigitan mesraku. secara bergantian yang kanan dan yang kiri.

Sambil tangan kananku terus membelai lembut vagina Rani yang ditumbuhi bulu2 jembi yang halus. bibir Vagina Rani cukup tebal sehingga jari jemari tangan kamanku semakin napsu untuk mem-permainkannya.

Setelah aku berhasil mencumbu payudara Rani dan tanganku aktif membelai dan menggosok Vaginanya. Rani mulai menimati permainanku. terbukti dengan desahan desahan Rani yang terdengan lirih di telingaku.

Cumbuanku terus ke bawah, melewati pusar dan terus 2. akhirnya sampailah bibirku pada Vagina atau bagian paling sensitif dari Rani. kucium bibir Vagina Rani yang sdh mulai membasah. OH.. vagina yang yang harum.! sangat berbeda dengan vagina istriku. kupermainkan bibir vagina Rani dengan bibir dan lidahku.. sekali kali kusedot sedot bibir vaginanya.

Kenapa ini ku sebut bagian sensitif dari Rani, karena saat ku cumbu Vaginanya desahan Rani tidak terdengar lirih lagi, Tapi semakin keras terdengar. dengan posisi kaki kanan dan kiri Rani menggelinjang kegelian. "Aahh.. Terus pak. Enak.!!!," desahnya.

Rani mulai terangsang hebat. Dia menarik kepalaku ke atas dan dia menciumiku dengan ganasnya. Gantian tangan kanan Rani memegani dan meremas remas MR P ku. yang semakin tegang. Kutarik tubuh Rani ke tepi ranjang, kurebahkan tubuhnya.

Sambil posisi berdiri kuantat sedikit pantat Rani agar aku mudah mengarahkan penisku ke Vaginanya. tanpa basa basi kutancapkan penisku ke vagina Rani yang masih sempit itu.
"AHH..!!!!," teriak Rani dengan mata terbelalak.

Penisku terus keluar masuk menghujani Vagina Rani yang semakin kian membasah, sambil sekali kali ku goyang goyangkan pantatku kekiri dan kekanan.
"OH.oh... Pak!! Terus-terus. Enak sekali pak," katanya.

Permainanku dengan Rani terus berjalan. dan berakhir setelah kutari penisku dan ku muntahkan cairan spermaku di dalam vaginanya. Aku terbaring lemas disamping tubuh Rani yang basah dengan keringat.
"Pak, kamu hebat!!," kata Rani padaku.
"Kamu juga hebat. Beda dengan istriku. Kamu tidak hanya Cantik, putih dan Sexy tapi juga menggemaskan dan menggairahkan dalam bercinta," kataku.
"Ah bisa aja pak," Rani tersenyum.

Rani mengaku, semenjak 1,5 tahun menikah dengan suaminya, belum pernah ia merasakan nikmat dan klimaks seperti saat ini. "Apa karena suamiku badannya kegemukan dan kecapaian ya pak? sehingga dia malas mencumbuiku bila kita mau berhubungan," tanyanya.

"Dia selalu menonton film blue sebagai pemanasan sebelum berhubungan denganku. Setelah dia terangsang, main tancap saja tanpa memperhatikanku dan mencumbuku terlebih dahulu. Aku terasa seperti pelacur yang tidak berhak untuk mendapatkan kenikmatan yang seimbang dalam bercinta. Meskipun secara materi aku terpenuhi." cerita Rani nanar habis mereguk kenikmatan.

"Tapi kita sudah berdosa pak. Kita menghianati pasangan kita masing2 kata Rani. kasihan juga istrimu," ingatnya.
"Aku juga tidak bahagia nikah dengan istriku. Istriku gendut dan tidak se sexy kamu. Kita bekomitmen bahwa hubungan ini hanya kita berdua yang tahu," mintaku.

Setelah itu aku memakai bajuku dan pulang ke rumah dengan tubuh yang segar. Kalau aku nggak buru2 pulang nanti bisa ketahuan tetangga yang lain karena waktu sudah menujukan jam 20.40 WIB. Nggak lucu kalau Aku ketahuan warga sebagai ketua RT.13 lama-lama di rumah Rani.

Sejak peristiwa tersebut, aku dan Rani sering mengentot. Bukan saja di rumahnya, semak-semak, bahkan kami sering menginap di hotel atau liburan keluar kota berdua. Rani sangat berkeinginan memiliki anak. Dan selama tiga bulan aku sering mengentotnya, dia pun hamil. Apakah anaknya seperti aku ya? Kita lihat saja nanti.

- TAMAT-

Perkosa orang gila

Aku hidup dan dibesarkan di sebuah desa semasa di SMA. Aku dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga yang begitu sederhana dan tabu membicarakan sex, sehingga aku tidak begitu paham seputar sex. Sampai suatu saat aku diberi tahu temanku bahwa sebenarnya aku ada karena hasil hubungan sex kedua orang tuaku. Aku sangat bimbang benarkah demikian?

Saat itu umurku 16 tahun, dorongan sexku sangat kuat dan aku tidak tahu cara melepaskan tekanan sex itu. Penisku menegang manakala aku melihat gambar gadis cantik di kalender yang mengenakan baju semi bikini. Dalam gambar itu aku suka sekali mengusapkan jariku di bagian buah dadanya. Beberapa kali aku bisa mimpi basah, seakan aku bertemu dan memeluk gadis dalam kalender, kemudian penisku menyemprotkan cairan nikmat. Setelah semprotan itu, aku merasakan ototku menjadi lebih kendor dan badanku ringan. Aku berusaha mencari jawaban melalui teman dan bacaan, mengapa aku biasa seperti itu.


Pada akhirnya aku menemukan rahasia sangat berarti dan berharga, ternyata untuk mengeluarkan semprotan nikmat bisa tanpa melalui mimpi basah. Berdasarkan pengalaman pribadi dan omomg-omong dengan teman, onani adalah cara paling nikmat mengendorkan otot-otot yang menegang. Malam itu pertama kali aku melihat film porno di rumah teman, setelah selesai belajar bersama, aku diajak nonton video porno. Disinilah aku memperoleh pengalaman banyak bahwa penis yang menegang artinya membutuhkan penyaluran sex, bisa lewat hubungan sex atau lewat onani. Bacaan porno yang dimiliki temanku sering aku pinjam, sambil membaca aku melakukan onani. Sehari aku bisa beronani sampai tiga kali berkat pemberitahuan temanku cara beronani paling nikmat, yaitu menggunakan minyak kelapa yang dioleskan di tangan. Pelajaran berikutnya adalah mencari kenikmatan dengan mengoleskan susu kental manis ke penis, kemudian seokor anak kucing disuruh menjilati susu di penis (boleh dicoba nikmat lho). Pengalaman berikutnya adalah membuat vagina tiruan menggunakan balon yang diisi air hangat dan diolesi minyak kelapa. Aduh mak nikmat sekali.
Kisah berikut ini adalah pengalaman pertamaku merasakan nikmatnya vagina perempuan dan sekaligus hilangnya keperjakaanku. Hari minggu aku dan temanku sepakat pergi memancing di sungai dekat pasar kecamatan. Disana ada pintu air yang airnya jernih dan tenang serta banyak ikannya. Memancing bagi kami hanya pekerjaan iseng saja, karena untuk mendapatkan ikan bukan tujuan utama. Sambil mancing kami membawa bacaan porno dan ngobrol tentang sex. Ketika kami asik merebahkan badan di rerumputan yang terlindung semak rimbun, tiba-tiba ada rombongan ibu-ibu turun ke sungai memandikan perempuan gembel muda yang otaknya tidak waras (Orang-orang di desaku pada saat itu masih banyak yang mandi di sungai. Tempat madi perempuan dipisah jauh dengan tempat mandi laki-laki dan ditutup kain. Selama mandi seorang perempuan memakai kain panjang yang disebut kemben). Sedangkan perempuan muda yang sedang dimandikan ibu-ibu, telanjang bulat sambil berdiri digosok sabun dan dikeramasi. Melihat pemandangan seperti itu birahiku memuncak. Dari jarak pandang yang cukup jelas dan tersembunyi, kami bisa melihat bentuk tubuh montok perempuan gila yang dimandikan. Kami berdua tiarap dan begitu asik menikmati tubuh telanjang yang semakin lama semakin bersih dengan warna kulit kuning langsap. Begitu juga rambut yang gembel setelah selesai dikeramas dipotong pendek. Perempuan gila itu kelihatan senang selama dimandikan ibu-ibu, terlihat ia berjingkrakan sambil mainan air.

Sekemabali dari tempat mancing, dengan perut lapar, kami menuju ke salah satu warung di pasar. Betapa kaget, ternyata di dalam warung itu sejumlah laki-laki sedang merubung perempuan gila yang tadi dimandikan untuk ditanyai nomor undian (SDSB). Perempuan itu telah mengenakan sarung dan switer bersih. Sambil cengar cengir dia membuat coret-coretan di atas karton pembungkus rokok. Semua laki-laki disitu mengikuti dengan cermat setiap goresan yang dibuat perempuan gila. Aku sendiri tidak peduli pada tingkah mereka, karena yang menjadi daya tarik adalah si perempuan gila bertubuh montok. Aku dan temanku saling pandang dan kami saling berbisik, alangkah nikmatnya bila kami bisa memandikan perempuan itu.

Sehari kemudian aku belajar di rumah temanku. Seperti hari-hari yang lalu, selesai belajar kami putar video porno meskipun filemnya hanya ada satu-satunya. Selesai nonton jam telah menunjukkan pukul 10.30 malam, aku mengayuh sepeda menuju rumah dengan diterangi cahaya bulan. Penisku sepanjang perjalanan tegang terus karena belum memperoleh penyaluran lewat onani. Jalan desa yang sangat sepi, masih aku kenali dengan baik berkat lampu sepeda dan cahaya bulan sehingga tidak akan menabrak sesuatu. Aku kaget ketika di depanku tiba-tiba melintas seorang wanita. Aku mengerem sepeaku dengan mendadak dan memperhatikan kaki perempuan yang melintas. Pikiran pertama yang terbayang dalam benakku perempuan itu kuntilanak (sejenis setan perempuan dan kalau berjalan seperti terbang), seperti kepercayaan orang-orang di desaku. Tapi aku kaget ketika mendengar suara perempuan ngomong dan ketawa kecil persis sepeti suara si tubuh montok di warung. Setelah aku perhatikan, ternyata ia perempuan gila yang dimandikan ibu-ibu di sungai.

Entah apa yang membuat pikiranku berubah kotor tiba-tiba ada harapan untuk bisa meraba tubuh perempuan telanjang. Keinginan itu sangat kuat dan aku memutar sepeda balik ke rumah teman belajarku, kami diskusikan rencana untuk bisa menelanjangi dan diraba-raba tubuh perempuan. Itu saja rencana yang ada pada kami.

Singkat kata, kami berdua meninggalkan sepeda di rumahnya dan membeli makanan di warung sebagai bekal. Ternyata perempuan gila itu sudah tidak ada di tempatnya lagi. Kami berdua mencari dengan sembunyi-sembunyi dan melintasi balik pagar jalanan, supaya tidak dilihat orang. Akhirnya ia kami menemukan perempuan itu di dekat jalan menuju lintasan ke sawah. Ia sedang duduk di tepi jalan. Dengan jantung berdegup keras, kami dekati dan kami bujuk serta kami beri makanan kemudian kami bimbing ke tepi sawah di balik tanah yang menggunung jauh dari jalan desa. Disana ada sebuah bangau kecil (tempat istirahat setelah bekerja di sawah). Setelah kami beri minuman, mulailah aku membuka switer dan sarung yang dikenakan perempuan itu tanpa kesulitan. Anehnya temanku menggigil menahan gejolak hatinya sehingga ia tidak membantu ketika aku membuka baju perempuan itu. Tubuh telanjang itu sudah ada di hadapan kami dan ternyata perempuan itu tanpa BH dan celana dalam. Penisku langsung menegang dan mengeras seperti batu. Kemudian kami rebahkan perempuan itu di papan lebar tempat duduk di bangau dengan kaki menjuntai ke bawah. Sarung dan switer digunakan sebagai bantalnya. Mulailah tanganku menggerayangi badannya, aku tarik tangan temanku yang masih menggigil untuk ikut meraba dadanya yang menggelembung kenyal. Temanku mulai tenang dan menggigilnya reda dan mulai menggerakkan tangannya di sepanjang tubuh dan perut perempuan itu. Rencana semula yang hanya meraba dan menikmati tubuh telanjang, akhirnya berubah setelah perempuan itu kami lihat mulai terangsang.

Meskipun ia perempuan gila, ternyata bisa mengeluarkan erangan nikmat ketika jariku masuk ke liang vaginanya yang mulai basah dan pinggulnya ikut digerakkan. Aku kaget ketika perempuan itu tiba-tiba teriak keras “aduh enak banget…… aduh enak…….terus….” terpaksa aku minta temanku membekap mulutnya. Aku perhatikan ternyata temanku menggigil lagi seperti orang sakit malaria. Akhirnya aku membuat inisiatif untuk menyetubuhi perempuan itu dan temanku setuju. Aku memperoleh kesempatan lebih dulu merasakan persetubuhan dan temanku akan berjaga-jaga dari jarak jauh sambil menenangkan hatinya. Kesepakatan lain adalah tidak boleh ada mani yang dikeluarkan dalam vaginanya, agar tidak terjadi kehamilan yang bisa bermasalah dikemudian hari.

Aku sedikit menggiigil ketika aku membuka baju dan celanaku. Penisku yang sudah tegang mulai kuarahkan ke vaginanya. Jari-jariku membuka sedikit bibir vaginanya untuk memudahkan penisku masuk ke dalamnya. Ketika kepala penisku masuk, perempuan itu kelihatannya memahami kalau harus membuka pahanya. Untuk memperlancar, penisku aku tarik dan aku masukkan dengan pelan dan semakin lama semakin dalam. Terasa saat penis aku tarik, ada otot yang menangkap dan menjepit. Ketika penis aku dorong ke depan, ada cengekraman dan denyutan dalam vaginanya, sehingga aku akhirnya mendorong habis penisku sampai habis ke dalam. Aku sangat kaget karena tiba-tiba perempuan gila itu bangkit dan memelukku erat badanku serta menggoyangkan pinggulnya sambil teriak nikmat. Teriakannya cukup keras terpaksa aku atasi dengan menyumpal mulutnya dengan mulutku. Meskipun mulutnya bau tidak enak, tapi rasa vagina yang mulai meremas penisku, ternyata mengalahkan segala bau yang harus aku terima. Penisku mulai bermain maju mundur sambil merebahkan badan perempuan itu. Belum sempat aku menikmati 2 menit, ujung penisku mulai ada rasa desakan yang akan menembakkan cairan. “Oohhh….. hahhhhh…….” terpaksa aku cabut penisku dan aku keluarkan di luar jatuh diantara kedua belah pahanya yang terjuntai. Agar tidak diketahui temanku kalau aku sudah sampai puncak, aku bergaya seolah-olah perempuan itu sedikit binal. Secapatnya penisku aku lap dengan tangan dan aku menarik tangannya untuk memegang penisku. Ternyata dia tahu dan mengarahkan penisku ke dalam lubang kenikmatannya. Aku masukkan dengan sekali terobos kemudian aku kocok dengan binal. Disini aku merasakan betapa nikmat dan beda rasa vagina dengan rasa onani. Tanganku memeras buah dadanya yang masih kenyal dan mulutku mulai melumat puting susunya. Sedotan vaginanya pun semakin kuat dan kembali terdengar suara teriakan keras tanda kenikmatan. Kembali mulutku menyumpal mulutnya. Aku tidak sempat mempertahankan lebih lama agar perempuan ini sampai puncak seperti yang aku lihat di video. Aku kalah lagi ketika terulang desakan dalam penisku tidak terbendung, secepatnya aku cabut penisku dan aku muncratkan di luar vaginanya. Permpuan itu kelihatan kecewa ketika aku mengakhiri kocokan tanpa peduli dia belum sampai puncak.

Aku panggil temanku untuk meneruskan dengan sedikit pesan agar jangan sampai dia teriak kencang saat mencapai kenikmatan. Caranya mulutnya harus dibekap. Aku kemudian menjauh ganti berjaga sambil melepas kepenatan. Tidak lama kemudian perempuan itu teriak sepertinya sebagai tanda kenikmatan dan pantatnya diangkat tinggi. Dari jarak pandang yang cukup jelas ternyata temanku kesulitan membekap mulutnya karena perempuan itu menggoyang-goyangkan kepalanya sangat kencang. Aku kawatir teriakannya ada yang mendengar sehingga aku lari mendekat dan aku bekap. Temanku belum berhasil melepaskan cairan kenikmatannya dan meneruskan mengocok sambil berlutut. Gerakan buah dadanya di bawah terang sinar rembulan terayun seirama kocokan temanku menyebabkan aku tidak tahan untuk memeras dan mengenyot teteknya. Aku lihat temanku menaikkan kedua kaki perempuan itu di pundaknya dan kembali menggenjot dengan kuat. Melihat pemandangan semacam itu ditambah rintihan perempuan, aku tidak tahan membiarkan penisku yang tegang kembali menanggur. Penisku membutuhkan penyaluran tahap ketiga. Aku ambil cara sambil mengenyot teteknya, tangan kiriku mengocok penis dan tangan kananku membekap mulut si perempuan itu. Aku melihat tangan perempuan itu memegang erat pinggiran tempat duduk seolah berusaha bisa mencapai puncak.

Temanku kelihatan lebih perkasa, setelah berjalan 15 menit badanya menegang dan dengan cekatan mencabut penisnya, dia mencapai puncak dan memuntahkan maninya di luar. Secepatnya kedudukan temanku aku ambil alih dan seperti gaya temanku, aku angkat kaki perempuan itu di pundakku, kemudian penisku aku hujamkan kembali di vaginanya. Gerakan mengocok aku lakukan dengan pelan-pelan agar aku bisa bertahan lama dan tidak cepat keluar. Gerakan pelan itu ternyata menambah kuat cengkeraman vaginanya disertai denyutan panjang yang kemudian diikuti gerakan liar pantatnya. Tidak lama kemudian perempuan itu merintih dan teriak panjang “Aduh…….aduh……. ennaaakkkkk banget…….. aaahhhhh” kemudian menjadi jeritan tertahan yang diikuti dengan rangkulan sebagai pertanda ia mencapai puncak. Desakan dalam penisku juga tidak bisa aku bendung lagi dan aku semprotkan maniku di dalam. Aku merasakan betapa nikmat mengeluarkan cairan itu di dalam vagina.

Kami cepat-cepat berpakain dan mengenakan pakaian perempuan itu. Kami mengalami kesulitan ketika mengenakan pakaiannya karena dia sudah tertidur pulas. Kami berdua pulang mengambil jalan memutar supaya tidak ketemu orang. Sepanjang jalan kami berdua diam tidak bicara apapun. Ketika aku mengambil sepedaku di rumahnya, jam menunjukkan pukul 2.30 pagi lebih sedikit. Sampai di rumah aku berbaring dan tidak bisa tidur, masih terbayang rasa kenikmatan yang baru saya rasakan bersama hilangnya keperjakaanku. Maafkan kebiadabanku perempuan.


Kakek yang Beruntung 2

Semejak Melihat kejadian saat Dina Mandi kini Joko sering menyendiri dan merenung di rumahnya setelah kejadian yang membuat jantungnya hampir copot dari tempatnya itu. Istri Joko merupakan orang yang cuek sehingga tidak begitu memperhatikan tingkah laku yang tidak biasanya dari suaminya itu. Tetapi Joko termasik suami yang beruntung karena memiliki istri yang bertanggung jawab terhadap kebersihan rumah dan selalu siap dalam menyiapkan segala kebutuhan Joko baik mencuci baju sampai menyiapkan sarapan dan makan malam. Joko melamun hampir 1 jam sampai ia memperoleh ide yang sangat cemerlang menurutnya. Dia teringat memiliki seorang teman yang pernah meminta tolong kepada seorang dukun sakti untuk memperlaris dagangannya di pasar.

Teman Joko ini bernama Dono, Dono merupakan teman kerja Joko yang sama-sama telah pensiun sekarang. Akhirnya Joko berniat untuk mengunjungi teman lamanya itu untuk dikenalkan dengan dukun yang terkenal kesaktiannya sampai ke kota-kota besar di Pulau Jawa itu. Tetapi tidak sembarang orang bisa berhubungan dengan dukun sakti itu, hanya orang-orang yang telah berlangganan dan memiliki koneksi saja yang memiliki akses untuk meminta tolong kepadanya. Keesokan harinya  di rumah Dono tepatnya di perumahan kota tidak begitu jauh dari desa Joko, Joko menceritakan masalahnya kepada Dono, Dono hanya bisa tersenyum mendengar cerita teman baiknya itu, ternyata belum berubah juga si Joko ini pikirnya (Tetep mesum, makin tua makin gawat hehehe). Tetapi sebagai teman baik, Dono tidak bisa menolak permintaan teman baiknya itu untuk membawanya ke tempat dukun super sakti.
Tanpa banyak bicara kedua orang itu langsung meluncur ke rumah dukun super sakti di desa Sukasari.
“Aku sudah tau masalahmu Jok!”, sapa dukun tua itu kepada Joko, ketika dia dan Dono baru saja melangkahkan kaki masuk ke gubug tua milik si dukun.
Betapa kagetnya Joko mendengar sapa dukun sakti itu, berbeda dengan Dono yang biasa saja menyaksikan hal yang diluar akal sehat, karena ia sudah biasa minta tolong kepada dukun super sakti itu.
“Begini Mbah Gandrung, teman saya ini….”, belum selesai Dono berbicara,
“Aku bisa membantu temanmu tapi biayanya mahal tau…”, sergah si dukun sakti.
“Berapapun akan saya penuhi mbah, sebut saja berapa mbah biayanya?”, jawab Joko merinding.
“20 Juta tunai dan foto dari suami wanita yang ingin kamu taklukkan itu! ”, jawab Mbah Gandrung.
Joko sedikit terkejut dengan permintaan dukun super sakti itu, tetapi karena konak Joko sudah tak tertahankan lagi akhirnya ia mengangguk dan bersedia datang kembali besok membawa uang yang diminta.
Esoknya di gubug Mbah Gandrung, Joko menyerahkan foto Andi yang ia dapatkan dari formulir pengurusan KTP yang dititipkan kepadanya ketika hendak mengurus KTP kepada kepala desa tetapi belum sempat karena harus dinas keluar kota. Tak lupa Joko juga menyerahkan uang 20 juta yang bersal dari uang tabungan hasil jual sepeda motor 2 tahun yang lalu. Sepeda motor Joko dijual karena dia dan istrinya memutuskan untuk membeli mobil Espass tahun 1996 agar dapat digunakan bertamasya bersama dengan anak cucunya kelak ketika mereka berkumpul bersama. Setelah menerima uang 20 juta itu, Mbah Gandrung menyerahkan kalung yang di ujungnya terdapat bungkusan bulat. Joko menerima benda itu dan….
”Pakai kalung itu, dan masukkan foto suami wanita itu ke dalam bungkusan di ujungnya..”, perintah Mbah Gandrung.
“Baik mbah…”, jawab Joko sedikit merinding karena dia hanya sendiri kali ini sebab Dono ada urusan dengan dagangannya di luar kota.
“Begitu kalung ini kau pakai, wanita pelacur ini tak akan bisa membedakan antara wajahmu dan wajah suaminya..”,tambah Mbah Gandrung.
“Baik mbah..”,  jawab Joko senang, hatinya berbunga-bunga tiada tertahankan.
“Eit … Tunggu dulu, ada syaratnya!!”, sergah Mbah Gandrung menghentikan kegembiraan Joko sejenak.
“Jika kamu ngentot sama istrimu sendiri ketika kalung ini kamu pakai, khasiatnya akan langsung hilang tak berbekas” kata Mbah Gandrung. Joko tersenyum dan berpikir, “Hanya itu? Buat apa juga aku ngentot sama nenek2 peot itu, mending ngehek sama pelacur bohay kayak Dina hahahaha..”, kelihatannya Joko benar2 telah kerasukan iblis sampai2 istrinya yang telah menemani selama 30 tahun dia sebut nenek peot. (Oalaaaah   Joko ………. Joko, Tobat Jok…).
——–FINNALY IT’s SHOW TIME———-
Keesokan paginya Joko minta kepada istrinya untuk dibuatkan susu campur telor 3 butir yang dikocok jadi satu. Istri Joko segera membuatkan dan memberikannya kepada Joko. Joko segera meminumnya dengan lahap segali teguk ! (hehehehe berlebihan…).  Supaya kuat melayani dua ekor kuda sekaligus hehehe, pikr Joko dalam hati. Tidak berapa lama, Joko meminta ijin kepada istrinya untuk pergi ke rumah Kades dan mungkin pulangnya larut malam sehingga dia menyuruh istrinya untuk tidak usah menunggu dirinya sampai larut malam karena dia akan membawa satu kunci rumah. Istrinya mengiyakan tanpa curiga sama sekali kepada Joko, karena selama 30 tahun ini Joko tidak pernah macam-macam kepadanya apalagi dia hanya akan mengunjungi kepala desa. Tepat jam 9 pagi, Joko meluncur ke rumah Dina si wanita bohay itu. Tidak lupa memakai kalung pemberian dukun super sakti sambil mulutnya berkomat kamit mengucap mantera ajaran Mbah Gandrung, Joko mengetuk pintu rumah Dina. Tidak lama kemudian Dina membukakan pintu hanya dengan menggunakan daster panjang berwarna putih dengan tidak lupa memakai kacamatanya. Joko hanya bisa menelan ludah menyaksikan pemandangan ekstra luar biasa di depan matanya, Dina mengernyitkan matanya untuk menyesuaikan dengan cahaya luar karena kelihatnnya Dina baru saja bangun tidur. Setelah Dina benar-benar sadar sembilan puluh persen, betapa kagetnya ia menyaksikan orang yang baru saja mengetuk pintu depan rumahnya. Ia langsung berbinar-binar dengan setengah berteriak,
“Mas Andi……kapan pulang? Udah dari tadi ya? Maaf Mas Andi aku ketiduran habis nonton film bagus tadi malam.”.
Mendengar kata-kata Dina itu membuat darah Joko hampir saja meledak melewati kepalanya.
“Tidak rugi 20 Juta bos!!!”, pikirnya dalam hati.
Ternyata benar kata-kata Mbah Gandrung bahwa Dina tidak akan bisa membedakan mana Andi yang gagah tampan dengan Joko yang hitam legam lagi kurus itu. Tanpa banyak cingcong, Joko langsung bersikap menirukan Andi,
“Baru aja Din, aku dipulangkan mendadak sama atasanku soalnya di Madura udah kebanyakan personel tentara, jadi aku dipulangkan supaya kerjanya lebih efisien bilangnya…”, jawab Joko sambil memikirkan alasan yang tepat.
Sebagai istri yang pengertian, Dina langsung merangkul suami palsunya itu dan mencium mulutnya dengan gemas sambil melingkarkan tangannya di leher suami palsunya itu. Buah dada Dina yang sebesar melon langsung menempel di dada Joko, mendadak penis Joko langsung tegak 90 derajat ke atas. Tidak mau melewatkan kesempatan ini, dengan segera Joko langsung melingkarkan tangannya di bagian belakang Dina dan meremasi bokong Dina yang pada keadaan normal sudah mengangkat semakin diangkat dan diremas keras oleh Joko dengan gemas.
“Ahh…..ah…..mass aku kangen masss…!” desah Dina tidak mampu menanggung gejolak kenikmatan yang melanda dirinya diperlakukan tidak senonoh oleh suami palsunya yang seharusnya lebih cocok jadi bapaknya dibanding jadi suaminya itu.
“Aku kangen juga Din….”,jawab Joko sambil tersenyum licik karena berhasil memperdayai wanita cantik bahenol yang diinginkan oleh semua warga desa.
“Kita lanjutkan di dalam mass… Ahh…nggak enak nanti dilihat Pak Joko…Ahhh..”, kata Dina dengan matanya yang sayu.
Joko hanya bisa tersenyum, Dina tidak sadar rupanya siapa sebenarnya yang meremasi bokong dan susunya itu. Joko menuntun Dina masuk ke dalam rumah sambil mengalungkan tangan kanannya di pinggul Dina yang sintal. Tak lupa Joko mengunci rumah Dina dari dalam dan menutup semua selambunya, seolah-olah sedang tidak ada orang di dalam rumah. Sambil mengelus-elus penisnya yang telah mengacung tegak, Joko berbisik,
“Sekarang bagianmu kawan, jangan kecewakan aku..”. (Joko…Joko sudah gila ya? Masak ‘adik’ sendiri diajak ngomong. Oalaaaah…Joko..Joko)
Ketika masuk ke kamar yang hanya pernah ditempati Dina dan Andi, Joko terperangah ketika Dina hanya mengenakan bra dan celana dalam saja tanpa kacamata yang biasa dikenakannya, dengan begini akan lebih mudah karena Dina tidak bisa lihat jelas bila tanpa menggunakan kacamatanya. Bra berwarna putih yang seolah-olah kekecilan tidak mampu menampung payudaranya yang mengacung ke depan itu padahal ukuran branya sudah 36 D. Saking terlalu besarnya payudara Dina, sampai-sampai putingnya yang berwarna merah muda hampir saja melompat keluar dari balik branya, bahkan tali bra yang kelihatan sudah lapuk itu seperti akan putus karena tak sanggup menyangga sepasang buah melon berukuran besar itu. Tidak kalah dengan bagian atasnya yang super dahsyat, bagian bawahnya juga tak kalah menarik. Dina memiliki pinggang yang ramping, perut yang rata, bongkahan pantat yang besar dan mengangkat sehingga celana dalamnya tampak kekecilan juga. Yang membuat penis Joko berdiri tegak adalah vagina atau tempek Dina yang mengecap di celana dalamnya.
Joko yang menyaksikan pemandangan super indah itu, tidak mampu menahan nafsunya lagi dan langsung menerkam tubuh Dina sampai mereka jatuh berdua di atas kasur. Tangan Joko tanpa disuruh langsung menerkam sepasang buah melon yang mengacung tegak itu dengan rakusnya.
“Ahh….masss….sabar……Mas Andi…aaaaaaaahh..”,Dina menjerit ketika Joko menurunkan branya sedikit dan menyapu puting susu Dina yang sudah mengeras seperti kerikil dan  berwarna merah muda itu dengan lidahnya.
Tidak puas hanya dengan menjilati putingnya, Joko juga menggigitnya keras-keras dan menariknya ke atas puting kanan Dina sampai Dina kelojotan dan kakinya yang jenjang montok serta putih mulus itu sontak langsung menghentak-hentak tidak karuan di atas kasur. Ternyata ini rasanya putting susu wanita cantik bahenol yang diminati oleh penduduk desa, Joko terkekeh karena hanya dia yang beruntung diberi kesempatan untuk melahapnya tanpa pembatas sama sekali. (Joko….Joko aku ya kepingin Jok). Dina yang telah terbawa nafsunya sendiri itu hanya bisa memeluk dan meremas-remas rambut Joko ketika tua bangka itu menyusu di apit oleh dua buah melon raksasa yang siap meledak. Dengan satu gigitan dan tarikan di puting kiri Dina, Dina melenguh panjang,
”Aaahhaahhhh….Mas Andi susuku mas!!” Betapa kagetnya Joko ketika dari ujung puting Dina yang berwarna merah muda itu memancar cairan berwarna putih susu dan ketika Joko menjilatnya tepat di ujung puting Dina, cairan berasa agak manis seperti susu sapi.
“Din….kok?…”,Joko menirukan suara Andi kebingungan.
“Iya Mas…aah…aku memangh .. kayak gini, kata..ahhn..dokter…kelainan..ah…bawaan ….dari….ibuku Mas….ahhhn”, jawab Dina sambil berusaha menenangkan gejolak birahinya.
“Jadi Ibumu juga kayak gini? Meskipun bukan masa menyusui?” tanya Joko penasaran.
“Iya mass….ahhn…” jawab Dina.
Betapa beruntungnya aku sudah dapat melon besar bisa ngeluarin susu lagi, pikir Joko nakal. Dengan segera Joko segera menyucup puting kanan Dina untuk menghisap susu yang keluar darinya, dengan memelintir-melintir puting yang sebelah kiri dengan tangan kanan Joko. Setelah puas menghisap putting kanan dan putting kiri Dina sampai susu yang memancar hanya tinggal sedikit, tangan Joko segera bergerilya di bagian perut Dina sambil mengelus-elus perutnya yang rata.
“Aaaah….Maassss…aku..aku..”,desah Dina.
Tidak berapa lama tubuh Dina melenting menekuk ke atas membentuk busur panah ke arah Joko, sambil terdengar “suara crrrt….crrr….ceerrr….aaaahhh…ooohh”, tampaknya Dina mencapai orgasmenya yang pertama. Badannya yang melenting ke depan semakin menyodorkan payudaranya yang tegak menantang ke arah Joko. Terlihat oleh Joko, payudara Dina sampai terlihat urat-urat berwarna kehijauan di kulit payudaranya yang putih bersih bak pualam tanpa cacat. Tidak menyia2kan kesempatan ini Joko langsung menggigit dan menarik keras-keras puting sebelah kanan Dina sampai Dina mengembik sambil menangis,
” Maaaasssss…..oooohhhhhhnn..aahhhh..maaaasss”.
Joko benar-benar menjadi gila karena tubuh Dina yang terlalu sexy ini. Tangan kanan Joko menarik dengan paksa celana dalam tipis Dina sampai robek, lalu dia memainkan vagina Dina dengan jari-jari nakalnya. Dicubit-cubitnya daging montok vagina Dina yang sudah basah akibat orgasme pertamanya tadi,
”Mas…..cukup mas aku barusan…ooohhh…aahhn”.
Ketika jari tengah Joko merogoh-rogoh isi vagina Dina, Joko merasakan lapisan yang tipis yang membuat jari tengahnya tidak bisa maju lebih jauh lagi. Joko segera menarik jari tengahnya dan ganti memelintir butiran sebesar kacang di tengah vagina Dina.
“Rapet banget tempekmu Din….”, Joko meracau.
Dina sedikit kaget karena tak biasanya suaminya berkata-kata kasar seperti itu. Sambil melahap mulut Dina yang menggemaskan, Joko juga menarik dan meremas-remas buah dada Dina sampai air susunya banyak yang tumpah di sprei kasur. Tidak berhenti sampai di sana, Joko juga semakin gencar memelintir-melintir klitoris Dina,
”masss…..cukup…masss….aaahhhhn”,teriak Dina keras.
Setelah 10 menit melakukan pemanasan dengan saling remas dan saling pegang tiba-tiba terdengar lenguhan Dina,
”oooooohhhhh….masssss….massss….aku…..ohhhnnnn”. Cerrrr cerrt ceerrrrrr cuuurrrr, orgasme kedua melanda Dina dengan lebih hebat karena cairan bening yang keluar dari vaginanya.
Joko tersenyum menang karena berhasil membuat bidadari yang diinginkan oleh semua orang ini mencapai dua kali orgasme.
Setelah istirahat sebentar, Joko melihat tubuh Dina yang seolah seperti kehabisan energi akibat badai orgasme yang menimpanya. Joko segera membuka semua pakaiannya yang dari tadi masih lengkap digunakannya. Sekerang Joko sudah telanjang bulat hanya kalung pemberian Mbah Gandrung saja yang masih dikenakannya, dia mendekati Dina dan segera membalik tubuh Dina untuk membuka kait BH-nya karena tadi belum dibuka tetapi langsung diturunkan dari bagian depannya. Setelah seluruh kain yang menutupi bagian tubuh Dina telah berhasil dilepaskan dari tubuhnya yang bohay. Joko hanya bisa menggeleng-geleng menyaksikan pemandangan terindah yang pernah ia saksikan di dunia ini bahkan tubuh Dina ini lebih sexy dari tubuh istrinya atau bahkan tubuh anak-anaknya yang perempuan ketika seumur Dina. Intinya Dina benar-benar menjadi bidadari yang telah datang di hidup Joko dan kabar baiknya adalah Joko berhasil menguasai tubuh bohay bahenolnya itu. Setelah hampir 2 menit beristirahat, Joko mengacungkan penisnya yang sedari tadi telah tegak menantang mengacung kedepan berukuran 18 cm dan diameter 5 cm. Dina yang telah telanjang bulat dan baru bangun dari pingsan akibat orgasme dua kali segera berdiri dari kasur dan tanpa perlu diperintah langsung berlutut di depan penis Joko yang mengacung tegak. Dengan lembut Dina mulai membelai batang Joko,
”Sudah gak tahan yaa mas??”,goda Dina ketika mengelus-elus batang penis Joko sambil matanya menatap ke aarah Joko.
Melihat pemandangan ini saja rasanya penis Joko sudah ingin memuntahkan muatannya sesegera mungkin, tetapi mungkin karena 3 butir telur dan susu yang dia minum tadi pagi membuat staminanya berlipat. Dina memulai blowjobnya dengan menjilati ujung penis Joko yang hitam legam, betul-betul pemandangan yang kontras penis yang berwarna hitam legam dijilat oleh bibir berwarna merah muda walaupun tanpa menggunakan lipstick.
“aaah…ohhh….enakk…seponganmu”, ceracau Joko ketika Dina mulai memasukkan batang penis Joko ke dalam mulutnya sampai membuat pipinya menggelembung ketika kepala penisnya menyentuh dinding rongga mulut Dina.
Cep cep suuurp suurp cu ceep terdengar di dalam kamar yang hanya dihuni oleh dua insan beda usia itu.  Dina sibuk merogoh-rogoh vaginanya sendiri dengan jari tangannya yang lentik ketika dengan semangat menyepong suami palsunya itu. Joko tertawa penuh kemenangan sambil tangannya menarik rambut panjang hitam Dina yang sedang sibuk menghisap “tongkat satpam” milikknya. Joko serasa telah menaklukan dunia ketika melihat wanita terhormat istri dari seorang tentara yang bahenol dan bohay berlutut di hadapannya sambil menghisap penisnya yang bau dan hitam. Dina melakukan blowjob penuh kelembutan kepada Joko selama hampir 5 menit, sampai Joko melenguh,
”oo..ooo.ooo…Dina…sepongmu” Joko memaju mundurkan pinggangnya semakin cepat sambil memegangi kepala Dina semakin erat sampai akhirnya Joko menusukkan penisnya dalam-dalam hingga mencapai kerongkongan Dina yang membuat mata Dina yang jernih melotot sebesar-besarnya ketika sperma Joko menyembur banyak sekali masuk ke dalam kerongkongannya. Sperma Joko ditelan seluruhnya oleh Dina tanpa ada yang meluber keluar. Dua insan ini tampak terengah-engah kecapaian kehabisan energi setelah bersama-sama merasakan puncak nirwana. Perlahan-lahan Joko menarik penisnya keluar dari mulut Dina, sensasi yang luar biasa ketika kepala penis Joko bergesekan dengan gigi Dina bagian dalam ketika Joko berusaha mengeluarkan penisnya yang telah masuk terlalu dalam ke kerongkongan Dina. Setelah keluar dari mulut Dina seluruhnya, Dina tidak lupa menjilati sisa-sisa sperma yang masih menempel di penis Joko sampai penisnya kembali bersih mengkilat.
Setelah puas dengan sepongan, wanita bohay dan bahenol itu diangkat oleh Joko untuk telentang di kasurnya yang empuk.
“masss…pelan-pelan mas..” rintih Dina.
Joko hanya terkekeh telah menguasai wanita cantik itu. Dengan perlahan Joko membuka paha  Dina yang dari tadi selalu ditutupi oleh tangannya.
“Ayo Din jangan malu malu….masak sama suami sendiri malu” bisik Joko menirukan suara Andi.
Dina yang mendengar hal itu segera membuka sendiri kakinya secara perlahan-lahan sampai akhirnya terbuka seluruhnya segala sesuatu yang disembunyikan oleh Dina dan yang sehrusnya hanya untuk suaminya itu. Tak terasa air liur Joko menetes dari mulutnya ketika menyaksikan vagina Dina yang terbuka lebar berwarna merah muda dan terlihat masih sangat rapat. Vagina yang berwarna merah muda itu dipadu dengan rambut-rambut halus yang tertata rapi sehingga membentuk huruf V.
“Indah sekali vaginamu Din, aku suka”, goda Joko menirukan Andi.
Dina tersenyum malu sekaligus senang karena suaminya memujinya walaupun yang ada di hadapannya adalah tetangganya sendiri. Tanpa menunggu lama Joko segera menerkam vagina mungil imut montok milik Dina. Dijilat-jiltnya bibir bawah wanita bohay itu sampai Dina mulai bergerak tak beraturan. Dikait-kait dan digigit-gigitnya bibir vagina wanita muda itu
”ooohhh…ooohhh…massss..kamu….”, Dina meracau tak karuan. Joko semakin intense(duh duh mulai bahasanya beh beh) dalam menggigit lembut klitoris Dina, sampai Dina mengangkat pinggulnya setinggi-tingginya dan tanganya semakin memendamkan kepala Joko agar semakin menempel di liang peranakannya yang basah itu. Selama hampir 10 menit sibuk di bagian lubang surgawi akhirnya dengan satu gigitan dan tarikan kepada klitoris Dina membuat Dina terbang ke awang-awang sambil mendesah panjang dan menangis kenikmatan,
”Maaasss…kammu….hebattt…massss,aku datang”, Dina meraung sekeras-kerasnya.
Cerrr cerrt crrooort cerrr, kali ini Dina orgasme yang ketiga kalinya dan tak lupa bagi Joko untuk meminum dan menghisap saripati dari wanita cantik ini sampai habis. Karena Joko memiliki kepercayaan bahwa siapa saja yang berhasil menghisap cairan vagina perawan akan membuat hidupnya awet muda. Setelah membuat Dina mencapai wilayah nirvana sebanyak tiga kali, tidak lupa Joko ingin menandai daerah kekuasaannya dengan membuat cupangan-cupangannya di sekitar tubuh Dina yang sedang tidak sadarkan diri. Cupangan-cupangan yang berbekas merah di bagian bulatan pantat Dina yang putih, di bagian leher, bagian punggung, dan tidak lupa bagian payudara melon yang di buatkan cupangan paling besar berwarna merah.
Joko melihat Dina yang telah lemas tak berdaya tetapi masih bangun dengan matanya yang sayu seakan-akan meminta Joko untuk meneruskan permainannya. Joko menangkap sinyal-sinyal itu dari Dina dan mulai memasang posisi kuda-kudanya. Dia menempatkan tubuhnya di antara kedua kaki montok putih mulus Dina yang selama ini hanya bisa dia lihat dari dalam rok panjangnya sekarang ada tepat di depan matanya (ada di depan penisnya lebih tepatnya hehehe).
“Mas…..pelan-pelan ya, ini kan pertama kalinya buat kita berdua mass….”, kata Dina lirih.
Joko kaget seperti tersengat mendengar kata-kata Dina barusan,
“pertama kali? buat kita berdua?”, ini berarti Dina dan Andi belum pernah ngentot sebelumnya, ini berarti Dina masih perawan.
Betapa berbunga-bunganya hati Joko mengetahui hal ini.
“Aku yang akan pertama kali menjebol tempekmu sayang…”, gumam Joko kepada Dina.
“Iya massss….jebol aku….massss…….ohhhnn”, jawab Dina yang telah terbawa nafsunya sendiri.
Dalam hati Joko berkata, ”maafkan aku kepala desa, maafkan aku para remaja dan sesepuh desa, maafkan aku anak-anak desa, dan yang terakhir maafkan aku Andi,aku yang akan menghamili wanita bohay bahenol ini hehehehe”.
“Din, kamu sekarang dalam masa subur kan?”,tanya Joko lembut.
Dina hanya mengangguk sambil tersenyum sambil sedikit air mata mengalir dari pelupuk matanya. Baiklah, dengan perlahan-lahan Joko mulai mendorong penisnya yang menempel di bibir vagina Dina. Dengan satu dua dorongan belum dapat menembus dinding keperawanan itu.
“Ahhh…massss….pelan..”,rintih Dina sambil melihat ke arah vaginanya yang berusaha ditembus oleh penis tetangganya sendiri yang sudah tua dan buruk rupa.
Joko memegangi kedua pergelangan kaki Dina kuat-kuat agar dia tidak sampai meloncat kesakitan ketika dindingnya jebol. Dorongan ketiga berhasil memasukkan kepala penis Joko ke dalam ujung dinding vagina Dina tetapi belum menembus selaput pelindungnya. Joko menarik sementara penisnya keluar kemudian meludahi vagina Dina dengan air liurnya untuk memperlancar gesekan yang terjadi antara penis dengan vagina Dina, kemudian Joko memasukkan kembali penisnya. Dengan dorongan yang agak kuat, disertai rintihan Dina,
“mmasssss………..Aaaandi……..Sakiiiittt massss…sakiittt.”,teriak Dina. Joko hanya tersenyum penuh kemenangan menyaksikan hal itu dan dengan sekali sentak PLASSSS CLEEEB!!
Tidak lama kemudian darah segar mengalir menuruni batang penis Joko yang masih menancap di dalam liang surgawi Dina. Joko sengaja mendiamkan tubuhnya sementara sambil menikmati pijatan-pijatan yang dilakukan oleh dinding vagina Dina yang masih rapat. Dina menangis sekeras-kerasnya saat penis Joko berhasil menjebol gawang dan merasakan first blood Dina.
“Mas Andi jahat…..huuu….hiks….huuuu….hiks…..”,tangis Dina.
Joko tersenyum terkekeh berhasil memerawani wanita yang hanya bisa diimpi-impikan oleh warga desanya itu.
Tidak perlu berlama-lama, Joko mulai menggoyang penisnya dengan gerakan yang semakin cepat dan semakin cepat membuat Dina tambah berteriak-teriak dan menggelinjang-gelinjang tak tentu arah. Joko menusukkan penisnya sampai mentok ke dasar rahim Dina yang paling dalam.
“aaaahhhh…massss….perutku…..ahhhnnnn”, lenguh Dina.
Joko menarik penisnya sampai hampir kepala penisnya saja yang di dalam vagina Dina tetapi dengan sekali sentak langsung membenamkan kembali di dasar rahim Dina sampai membuat mata Dina yang sayu lagi jernih itu membeliak ke atas menahan gelombang kenikmatan yang menderanya. Setelah puas menggenjrot Dina dalam posisi standar ini selama kurang lebih 5 menit,
“Masss…..cukup……aku…..kel….ahnnn”, jerit Dina tak karuan.
Lalu dengan sekali sodokan penis Joko sedalam-dalamnya terdengar creeeet cerrre crooorrr,
”aaahhhhhhh…..masssss……..enak….”, teriak Dina puas.
Joko segera merasakan cairan vagina Dina mengalir melewati batang penisnya yang masih menancap di belahan vagina Dina. Bosan dengan gaya yang standar, Joko dengan gerak cepat meremas payudara Dina yang semakin mengeras layaknya kulit buah melon dan segera menarik putingnya keras-keras saking kerasnya Joko menarik puting Dina sampai merintih menahan nyeri
”aaahh…mas…pelan-pelan….massss…sakit putingku mas……….”, teriak Dina.
Joko segera membalikkan badan Dina membelakanginya dan menundukkan badan Dina serta mengatur tangan Dina untuk bersandar pada meja rias di kamar tidurnya itu. Dengan belaian lembut Joko mengatur posisi kaki putih mulus Dina untuk mengangkang dan mengangkat pantatnya tinggi-tinggi. Dina dalam posisi menungging seperti ini semakin terlihat sexy apalgi pantatnya yang besar dan kencang seakan tak sabar untuk disodok ditambah buah melon kembarnya yang menggelantung hebat ke bawah membuatnya semakin menggelora. Dengan pemandangan yang menggemaskan itu, Joko segera meremas pantant Dina yang kencang, dan langsung melesakkan penisnya dalam-dalam ke dalam lubang kemaluan Dina.
“Ahhhhh…..massss….terussss….massss…terussss”, pinta Dina sambil menoleh ke belakang.
Joko yang melihat hal ini semakin terbakar nafsunya untuk terus menyodok-nyodok Dina sampai kedalaman yang paling dasar dari liang peranakannya.
“Oooohhhh…masssssss….terussss…aghhh”, jerit Dina makin keras.
Rambutnya yang hitam panjang melambai kiri kanan mengikuti gerakan kepalanya yang bergerak kiri kanan tak beraturan. Joko yang begitu gemas melihatnya langsung menjambak rambut lembut Dina itu dan menariknya sampai kepala Dina mendongak ke atas dengan mulut terbuka menganga.
Dengan semangat menggebu-gebu Joko berusaha meresap kenikmatan sedalam-dalamnya dari vagina Dina. Tiba-tiba Dina melenguh panjang,
”Oooohhh……massss…..aku…..kel….” crettt crrreerr ccrrrooot, Joko kembali tersenyum penuh kemenangan ketika  Dina kembali orgasme untuk yang ke 4 kalinya.
Setelah dibawa terbang sampai ke awang-awang oleh Joko, tubuh Dina terasa berat dan langsung ambruk sambil membelakangi tubuh Joko, puting susunya kembali menumpahkan butiran-butiran laktat yang memancar deras dibarengi gelombang orgasme yang melanda Dina. Penis Joko yang hampir meledak untuk mengeluarkan muatannya tidak tertahankan lagi meminta untuk segera mencari pelampiasan. Dengan terburu-buru Joko segera mengangkat tubuh Dina  ke atas kasur. Dan kembali menghujam-hujamkan penisnya yang telah tegak maksimal itu ke dalam liang peranakan Dina,
“Aauuuu….massss…..hamili…..aku mas Andi, aku…ak…..mau anakmu…”, jerit Dina yang tengah dilanda nafsu birahi.
Dengan senang hati, pikir Joko, dengan kecepatan yang semakin meningkat dalam menggenjot tempek Dina itu, tiba-tiba Joko melenguh panjang dan segera menjebloskan penisnya ke dalam rahim yang paling dasar dari vagina Dina sampai mentok. Dina mengalungkan kakinya mengapit pantat Joko untuk memasukkan benihnya dalam-dalam ke rahimnya.
“aaahhhhh….terima benihku lonnntteeee…”,teriak Joko.
“Hamili aku massssss And……AAAAHHHHHHHHH….ooooooohhHHHHNNN..”, teriak Dina yang telah dibakar nafsu tidak memperhatikan perkataan kasar suami palsunya itu.
Akhirnya … Crottt cruut spuurrt spuurtt spussrs blruuussssssssss. Sperma Joko memenuhi rahim Dina sampai tumpah mengalir keluar melewati paha mulus Dina. Puas sekali Joko berhasil menyetubuhi Dina sampai menggelepar keenakan. Dina tidak sadarkan diri dan langsung pingsan disertai orgasmenya yang ke 5. Selagi pingsan, payudaranya yang indah menantang tetap memancarkan air susu yang melimpah sehingga membuat Joko yang juga terlihat lelah segera tidur di samping Dina sambil sesekali meminum susu gratis bergizi itu, maklum ASI sekarang jarang dinikmati orang tua hehehehe. Kedua insan beda usia dan beda status itu tidur bersama saling berpelukan tak terasa sampai petang. Joko yang bangun terlebih dahulu dari tidur nikmatnya, kaget melihat Dina masih tidur di sampingnya dengan tentram.  Tubuhnya yang putih sexy bohay dan bahenol sekarang penuh dengan cupangan-cupangan, dari vaginanya yang telah terkoyak mengalir sperma Joko setetes demi setetes karena saking banyaknya sperma yang disemburkan oleh Joko junior. Joko begitu bangga dengan pemandangan ini, dimana dia akhirnya berhasil ngentot dengan primadona desa dan semoga berhasil menghamilinya. Joko ingin melihat bagaimana reaksi Andi bila melihat perut istrinya yang tadinya rata menjadi buncit karena ulah kakek tua buruk rupa yang bejat ini hehehehe, membayangkannya saja membuat Joko ingin tertawa terbahak-bahak tetapi ia takut nanti membangunkan Dina yang akan menjadi budaknya untuk selamanya. Tidak mau membuat istri Joko di rumah khawatir, Joko segera bangkit dan membersihkan noda cairan dan darah di batang penisnya setelah itu ia memakai baju lengkap dan tidak lupa mengecup bibir dan putting Dina sebelum ia keluar dari kamar Dina. Ketika ia keluar dari kamar Dina, Joko tidak langsung pulang ke rumahnya tetapi melihat-lihat isi rumah pengantin baru itu. Setelah beberapa lama melihat-lihat isi rumah itu dan tak sengaja Joko membuka satu lemari yang isinya benar-benar tak terduga. Isinya adalah baju-baju sexy seperti stocking hitam yang menyatu dengan baju dalam perempuan, baju renang super sexy, rok mini, bikini super mini, dan masih banyak yang lain. Kelihatannya Dina mengoleksi pakaian ini untuk menyenangkan si Andi ketika pulang nanti hehehehe beruntung sekali Andi memiliki istri yang sudah sexy baik lagi. Setelah melihat isi lemari pakaian itu Joko segera memikirkan apa rencana yang akan ia lakukan kepada Dina selanjutnya sambil melangkah menuju rumahnya sendiri. Akal Joko benar-benar telah dirasuki iblis saat ini.
************************************
Mau tahu nasib Dina selanjutnya apakah cewek bohay bahenol ini akan hamil atau tidak?? apakah rancana yang dipikirkan oleh sang jagoan alias Joko marJoko??? Bagaimana nasib Andi selanjutnya?????? Nantikan Kisah selanjutnya di “KAKEK YANG BERUNTUNG 3” dont miss it. Keep Virgin, Keep Live Peacefully.